Suara.com - Belakangan banyak kasus penemuan ular kobra di pemukiman warga. Bahkan, seorang pedagang pasar dari Kota Depok, Jawa Barat, dilaporkan menjadi korban dipatuk ular kobra saat beres-beres.
Selain itu, penemuan ular kobra juga ditemukan di pemukiman warga daerah Bekasi dan Sukabumi. Petugas BPBD Kota Sukabumi pun menemukan sedikitnya 18 ekor ular berbagai jenis dalam sepekan terakhir.
Penemuan belasan ular kobra di pemukiman warga ini tentu mengkhawatirkan. Apalagi gigitan ular bisa berbahaya untuk ibu hamil.
Menurut Konsultan Kebidanan dan Juru Bicara Royal Australian College of Obstetricians and Gynecologists, dr. Scott White, gigitan ular lebih berbahaya bagi wanita hamil dan janin daripada orang yang tidak hamil.
Baca Juga: Banyak Ular Kobra di Pemukiman Warga, Ini Pertolongan Pertama Digigit Ular
"Tentu saja ada tingkat kematian janin dan neonatal yang lebih tinggi akibat gigitan ular pada ibu hamil, sekitar 40 persen," ujar dr. Scott White, dikutip dari abc.net.au.
Scott White mengatakan sekitar 4-5 persen wanita yang digigit ular berbisa selama hamil bisa berisiko meninggal dua kali lipat.
Salah satu faktor risiko utama adalah tekanan darah rendah yang dialami banyak wanita selama hamil. Kondisi ini mengurangi kemampuan mereka untuk mentolerir efek racun dari ular.
"Kita tahun bahwa wanita cenderung memiliki tekanan darah lebih rendah selama hamil. Digigit ular, bisa menyebabkan tekanan darah rendah lebih ekstrem dan kemungkinan besar menimbulkan masalah lain," ujarnya.
Selain itu, peningkatan stres jantung pada kehamilan juga membatasi kapasitas untuk mengatasinya dibandingkan orang yang tidak hamil.
Baca Juga: Salah Satu Organ Terpenting, Konsumsi 3 Minuman Ini agar Ginjal Sehat
Timothy Jackson, toksinologi dan peneliti dari Unit Penelitian Venom Australia juga mengatakan tekanan darah rendah atau hipotensi dapat memperburuk efek racun ular.