Rapper Juice WRLD Meninggal karena Serangan Seizure, Apa itu?

Sabtu, 14 Desember 2019 | 14:34 WIB
Rapper Juice WRLD Meninggal karena Serangan Seizure, Apa itu?
Juice WRLD
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rapper Juice WRLP telah meninggal dunia di usia 21 tahun pada Minggu (8/12/2019) lalu. Pelantun lagu Lucid Dreams itu meninggal karena mengalami serangan seizure atau kejang di Bandara Midway Chicago.

Sebelum meninggal, prria bernama Jarad Anthony Higgins itu sempat dilarikan ke rumah sakit. Tetapi, ia langsung dinyatakan meninggal dunia ketika berada di rumah sakit.

Melansir dari Mayo Clinic, seizure atau kejang adalah gangguan listrik tiba-tiba dan tidak terkenali di otak. Kondisi ini bisa menyebabkan perubahan perilaku, gerakan atau perasaan dan tingkat kesadaran seseorang.

Kebanyakan orang kejang hanya berlangsung 30 detik sampai 2 menit. Sedangkan, kejang yang berlangsung lebih dari 5 menit disebut keadaan darurat medis.

Baca Juga: Kanker Ginjal Vidi Aldiano, ini Tingkat Harapan Hidup Penderita!

Kejang dapat terjadi setelah stroke, cedera kepala tertutup, infeksi seperti meningitis atau penyakit lain. Namun, sering kali penyebab kejang tidak diketahui.

Juice WRLD
Juice WRLD

Perlu dipahami sel-sel saraf (neuron) di otak berfungsi membuat, mengirim dan menerima impuls listrik yang memungkinkan sel-sel saraf otak berkomunikasi.

Apapun yang mengganggu jalur komunikasi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami kejang. Adapun penyebab kejang yang paling umum adalah epilepsi.

Namun, tidak semua orang yang mengalami kejang artinya menderita epilepsi. Karena kejang bisa dipicu oleh demam tinggi yang berkaitan dengan menigitis, kurang tidur dan hiponatremia.

Gejala kejang

Baca Juga: Vidi Aldiano Idap Kanker Ginjal, Ini Penyebab dan Gejalanya

Adapun gejala kejang atau seizure bisa dari yang paling ringan hingga berat. Gejala kejang ini sangat bervariasi tergantung pada jenisnya.

Namun, gejala awal kejang mungkin bisa berbentuk kebingungan sementara, gerakan lengan dan kaki yang tidak terkendali serta kehilangan kesadaran.

Selain itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan gejala kognitif atau emosional, seperti ketakutan, kecemasan atau deja vu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI