Suara.com - Setiap pasangan pasti menginginkan seorang anak. Seperti pria asal Malaysia ini yang membagikan kisah sedihnya melalui media sosial karena kehilangan anak keduanya.
Pria tersebut bercerita proses istrinya melahirkan anak kedua mereka pada 8 Desember 2019 lalu. Tetapi, anak keduanya justru lahir dalam kondisi meninggal dunia karena keteledoran pihak medis.
Awalnya, pria itu membawa istrinya ke rumah sakit ketika mengetahui air ketuban pecah membanjiri lantai rumah dan posisi bayi sudah berada di jalan lahir setengahnya.
Karena panik, ia langsung membawa istrinya ke rumah sakit yang menempuh perjalanan selama 20 menit. Bahkan ia sampai lupa membawa dokumen medis dan kartu tanda penduduk istrinya.
Baca Juga: Kanker Ginjal Vidi Aldiano, ini Tingkat Harapan Hidup Penderita!
Setibanya di rumah sakit, istrinya langsung masuk ke ruang gawat darurat. Lalu seorang perawat menanyakan dokumen medis dan kartu tanda penduduk istrinya.
Lantas pria itu mengaku lupa membawanya karena sudah khawatir dengan kondisi istri dan bayinya. Tetapi, perawat memaksanya mengambil dokumen serta kartu tanda penduduk istrinya sebelum mereka mengambil tindakan.
"Air ketuban istri saya sudah pecah. Saat itu yang saya pikirkan hanya keselamatan istri dan anak saya," ujarnya dikutip dari worldofbuzz.com.
Ia pun beralasan bahwa jarak rumahnya dari rumah sakit sangat jauh dan membutuhkan waktu paling cepat 20 menit. Tetapi, pihak rumah sakit tetap memaksanya kembali pulang dengan cepat.
Lalu ia pun berusaha negosiasi dengan perawat. Sampai akhirnya perawat meminta priua itu ke konter dan melakukan pendaftaran lebih dulu sebelum tim medis mengambil tindakan.
Baca Juga: Mengenal Kanker Ginjal Vidi Aldiano, Ketahui Jenis-jenisnya
Lagi-lagi, pekerja bagian pendaftaran juga menanyakan kartu tanda penduduk istrinya, akta nikah dan buku calon anaknya.
Pria itu berusaha jujur bahwa ia tidak membawanya karena kondisi darurat. Namun, pihak pendaftaran justru marah dan menegur pria tersebut.
"Bagaimana kami bisa memastikan kalian sudah menikah atau belum?" ujar pekerja pendaftaran yang ditirukan oleh pria tersebut.
Pria tersebut pun menganggap sikap pekerja pendaftaran sudah melanggar etika dan kasar. Apalagi mereka tetap tidak mau memprosesnya meskipun pria itu telah menunjukkan kartu tanda penduduknya pribadi.
Bahkan pihak rumah sakit pun sempat menyarankan pria tersebut membawa istrinya ke rumah sakit lain. Sampai akhirnya, tim medis mau menangani istrinya setelah 30 menit dipersulit hanya karena tidak membawa kartu tanda penduduk.
Sayangnya, pertolongan tim medis sangat terlambat. Bayinya lahir dalam kondisi tubuh sudah membiru sebelum akhirnya meninggal dunia
Dokter spesialis pun mengatakan bahwa bayi mereka mengalami pendarahan internal stadium 4 di otaknya. Bahkan bayi mereka sudah mengalami pendarahan itu sejak hari pertama.
Pria itu pun tak menyangka ketika mendengar keterangan dokter. Karena, dokter yang menangani kehamilan istrinya tidak pernah memberi tahu kondisi kesehatan bayi mereka.
"Aku hanya tidak mengerti mengapa dokter sebelumnya tidak pernah memberi tahu tentang hal itu. Bahkan dokter sebelumnya hanya memberikan penjelasan singkat tentang kesehatan bayi kami sejak hari pertama. Dia juga tidak menyinggung soal pendarahan internal," jelasnya.
Karena itulah , pria tersebut sangat terpukul ketika mengetahui bayinya mengalami pendarahan kritis di otak sampai akhirnya meninggal dunia.
Ia pun berharap pihak berwenang bisa menindak tegas dokter yang telah menangani kehamilan istrinya sejak hari pertama.