Suara.com - Seorang lelaki berusia 36 tahun disebut sebagai orang ketiga yang menerima transplantasi tetis pada Selasa (3/12/2019) kemarin.
Pria tersebut, yang menjalani tranplantasi di Beogard, Serbia, tidak dilahirkan dengan testis dan akhirnya mendapat satu dari saudara kembar identiknya.
Dua transplantasi testis sebelumnya dilakukan hampir 40 tahun yang lalu dan keduanya juga melibatkan saudara kembar identik, lapor Insider.
Kasus seperti ini, laki-laki dilahirkan tanpa testis sangat jarang terjadi. Menurut National Institute of Health, hanya ada 0,15% bayi laki-laki yang lahir tanpa testis.
Baca Juga: Akibat Terkena Bola, Testis Remaja 17 Tahun Alami Keretakan!
Ketika testis seorang pria tidak ada, ia mengalami masalah yang berkaitan dengan reproduksi dan hormon, kata dr. Bobby Najari, direktur Male Fertility Program di NYU Langone Health.
Meski masalah yang berhubungan dengan hormon dapat diatasi dengan terapi pengganti hormon, hanya transplantasi yang berpotensi dapat membantu pria lahir tanpa testis mendapatkan kemampuan dalam hal reproduksi.
Testis memiliki dua fungsi, yaitu melepaskan hormon testosteron dan memproduksi sperma.
Hormon testosteron bertanggung jawab pada pertumbuhan otot pria, pertumbuhan rambut wajah dan dorongan seksual. Ketika pria tidak memiliki testis, ia perlu mendapatkan hormon melalui terapi pengganti hormon yang dapat dilakukan dengan cara suntik, obat oral atau topikal.
Di sisi lain, dokter juga mengatakan, tanpa testis seorang pria tidak dijamin dapat memiliki keturunan.
Baca Juga: Dipaksa Suntik Silikon, Testis Pria ini Berubah Seukuran Bola Basket
"Bahkan dengan transplantasi testis, seorang pria yang sebelumnya tidak memiliki testis tidak dijamin akan memiliki anak," ujar Dr Najari.
"Itu karena prosesnya memerlukan langkah bedah ekstra di mana ahli bedah menempelkan vas deferens, organ reproduksi pria yang menghubungkan sperma ke uretra di ujung penis, ke penis penerima itu sendiri," lanjutnya lagi.
Ia menjelaskan lebih lanjut, jika vas deferens tidak terhubung ke penis penerima, maka sperma tidak dapat mengalir dari skrotum, memasuki penis dan keluar dari penis (ejakulasi).