Badan Kesehatan AS Rilis Merek Rokok Elektrik 'Bermasalah', Ini Daftarnya

Rabu, 11 Desember 2019 | 11:00 WIB
Badan Kesehatan AS Rilis Merek Rokok Elektrik 'Bermasalah', Ini Daftarnya
Ratusan orang mengalami gangguan pernapasan dan sesak napas, diduga karena penggunaan produk rokok elektrik alias vape. (Dok. Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Kesehatan AS Rilis Merek Rokok Elektrik 'Bermasalah', Ini Daftarnya

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, CDC, merilis brand-brand rokok elektrik yang diduga terkait dengan maraknya kasus cedera paru di sana.

Menurut CDC, produk-produk tersebut mengandung senyawa ganja THC dan tercemar oleh kandungan aditif vitamin E asetat.

Dua hal tersebut dituduh sebagai kemungkinan penyebab dari hampir 2.300 kasus wabah kerusakan paru yang mengakibatkan 48 diantaaranya meninggal dunia.

Baca Juga: 5 Berita Kesehatan: Hasil Rontgen Pengguna Vape hingga Manfaat Bedak Tawas

Dilansir Suara.com dari Time, sekitar 482 pasien yang dirawat di rumah sakit menggunakan produk dari Dank Vapes. Menurut CDC, produk tersebut mengandung THC yang sebagian besar palsu yang tidak diketahui asalnya.

Dank Vapes sendiri bukan produk resmi dan legal melainkan label produk palsu yang diproduksi oleh pembuat yang tidak dikenal. "Mereka bertindak seperti perusahaan ganja, tetapi sebenarnya mereka tidak ada. Mereka ada di industri pengemasan," kata seorang pengusaha industri ganja kepada Inverse.

Pasien di setiap wilayah mengatakan mereka telah menggunakan produk Dank Vapes banyak digunakan di Midwest, Timur Laut dan Selatan Amerika Serikat daripada di Barat.

Merek rokok elektrik lain yang digunakan oleh pasien dalam laporan CDC termasuk diantaranya adalah TKO, Rove, Smart Cart, Kingpen dan Cookie.

Meskipun data tersebut dianggap dapat membantu menindaklanjuti penyelidikan, namun CDC menganggap masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Baca Juga: Pelarangan Vape Disebut Bukan Solusi Hentikan Perokok

Hampir 500 pasien yang termasuk dalam laporan terbaru mengatakan mereka menggunakan 152 produk yang berbeda secara keseluruhan, sehingga sulit untuk menentukan mana yang merupakan sumber penyakit terutama karena beberapa pasien menggunakan rokok elektrik berbagai merek.

Selain itu, CDC juga belum bisa menyimpulkan bahwa produk yang mengandung THC bisa disalahkan dalam semua kasus. Delapan puluh persen dari 1.782 pasien yang dirawat di rumah sakit mengatakan mereka menggunakan THC tiga bulan sebelum gejala (35% khusus) dan 54% mengatakan mereka menggunakan nikotin.

Kabar baiknya, CDC mengatakan jumlah laporan diagnosis pasien yang mengalamk kerusakan paru terkait rokok elektrik telah menurun setiap minggu sejak pertengahan September. Hal itu menunjukkan sinyal bahwa wabah mungkin akan mendekati akhir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI