Pete Frates, Penggagas Ice Bucket Challenge Meninggal di Usia 34 Tahun

Selasa, 10 Desember 2019 | 13:42 WIB
Pete Frates, Penggagas Ice Bucket Challenge Meninggal di Usia 34 Tahun
Pete Frates melakukan Ice Bucket Challenge pertama (Instagram)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pria yang pertama kali melakukan dan memperjuangkan Ice Bucket Challenge Pete Frates, dikabarkan meninggal dunia. Dulu ia mempromosikan tantangan tersebut untuk menggalang dana guna menemukan obat untuk penderita Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS).

Berdasarkan rilis dari Boston College, Frates yang didiagnosis dengan ALS sejak usia 27 tahun meninggal di usia 34 tahun pada Senin (8/12/2019) kemarin.

ALS  juga dikenal sebagai penyakit neuron motorik dan penyakit Lou Gehrig, adalah penyakit neurodegeneratif langka yang memengaruhi sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang, menurut Asosiasi ALS.

Penyakit ini membuat otot berhenti tumbuh seiring waktu. Dampaknya, penderita akan kesulitan bergerak, berbicara, serta bernapas. Sayangnya hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkannya.

Baca Juga: Lakukan Ice Bucket Challenge, Kesehatan Wanita Ini Berubah Memprihatinkan

Pete Frates melakukan Ice Bucket Challenge pertama (Instagram)
Pete Frates melakukan Ice Bucket Challenge pertama (Instagram)

Melansir Insider, Frates merupakan salah satu orang yang paling dikenal di balik viralnya Ice Bucket Challenge pada 2014. Saat itu dana yang terkumpul digunakan untuk mendanai penelitian tentang ALS

"Pete adalah inspirasi bagi begitu banyak orang di seluruh dunia yang memperoleh kekuatan dari keberanian dan ketahanannya (terhadap penyakit)," tutur keluarganya dalam sebuah pernyataan.

Pada 2012, tahun ketika dirinya didiagnosis dengan ALS, ia sempat mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Lebih dari dua tahun setelah diagnosisnya, Frates dan kedua temannya dari Boston College menginisiasi Ice Bucket Challenge. Tantangan tersebut dilakukan untuk meningatkan kesadaran sekaligus penggalangan dana demi menemukan obat penyakit yang dideritanya.

"Pada Agustus 2014, gerakan bersejarah memelopori penggalangan dana melalui media sosial dan mengumpulkan sumbangan secara global yang menghasilkan akses yang lebih baik ke perawatan ALS, penemuan genetik, dan suatu hari penyembuhan," sambung keluarganya.

Baca Juga: Mengenal Penyakit yang Diperangi Dengan "Ice Bucket Challenge"

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI