Akui Overworked saat di 1D, Louis Tomlinson Sering Alami Sleep Paralysis

Selasa, 10 Desember 2019 | 09:22 WIB
Akui Overworked saat di 1D, Louis Tomlinson Sering Alami Sleep Paralysis
Louis Tomlinson [Instagram/louist91]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota One Direction, Louis Tomlinson mengaku, dahulu ketika band yang beranggotakan empat orang tersebut masih aktif, dirinya terlalu banyak bekerja. Akibatnya ia jadi mengalami gangguan tidur yaitu sleep paralysis.

"Dulu, aku mengalami sleep paralysis. Kau tahu, sesuatu saat kau merasa 'Apakah aku sedang tertidur, atau tidak?'. Itulah yang terjadi ketika kau terlalu banyak bekerja dalam grup band," tuturnya saat menjadi bintang tamu dalam iHeartRadio beberapa waktu lalu, mengutip unggahan akun fanbase-nya di Twitter @UpdateHL, pada Minggu (8/12/2019).

Sleep paralysis, atau yang lebih umum disebut sebagai ketindihan, merupakan salah satu jenis parasomnia. Ini adalah sekumpulan gangguan tidur yang menyebabkan suatu kejadian atau pengalaman tidak diinginkan yang terjadi saat kita baru tertidur, sudah terlelap, atau terbangun dari tidur.

Seperti dilansir dari Hello Sehat, kondisi sleep paralysis terjadi ketika mekanisme otak dan tubuh menjadi tumpang tindih, tidak berjalan selaras saat tidur sehingga menyebabkan kita tersentak bangun di tengah siklus REM.

Baca Juga: Bukan Serangan Jantung, Adik Louis Tomlinson 1D Meninggal karena Overdosis

Unggahan interview Louis Tomlinson (Twitter/UpdateHL)
Unggahan interview Louis Tomlinson (Twitter/UpdateHL)

Saat terbangun sebelum siklus REM usai, otak belum siap untuk mengirimkan sinyal bangun sehingga tubuh masih dikondisikan dalam setengah tidur dan setengah sadar.

Itulah mengapa saat mengalami sleep paralysis, kita akan merasa tubuh kaku, sulit bernapas, tidak dapat berbicara, dan masih dalam pikiran mangambang.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Psychological Science menunjukkan, sensasi kewalahan dan panik dari rentetan pengalaman sensoris tersebut senderung membuat seseorang merasa tertekan.

Ada faktor lain yang juga mendasari terjadinya sleep paralysis, seperti genetik, waktu tidur yang berantakan, terlalu banyak begadang, stress, posisi tidur terlentang, gangguan bipolar, hingga gangguan tidur lainnya.

Sleep paralysis juga dapat menjadi efek dari konsumsi obat-obatan tertentu.

Baca Juga: Ketindihan: Definisi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Untungnya, fenomena ini tidak berbahaya dan akan berakhir dalam beberapa detik atau menit.

Fenomena ini juga dapat terjadi pada siapa saja. Namun akan lebih sering terjadi pada remaja hingga dewasa muda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI