Pola Asuh Orangtua Wajib Perhatikan Isi Piring Anak, Apa Alasannya?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 09 Desember 2019 | 21:50 WIB
Pola Asuh Orangtua Wajib Perhatikan Isi Piring Anak, Apa Alasannya?
ilustrasi makanan dan isi piring anak. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pola Asuh Orangtua Wajib Perhatikan Isi Piring Anak, Apa Alasannya?

Pola asuh yang baik oleh orangtua bukan sekadar memberikan perhatian penuh kepada anak. Pakar mengatakan pola asuh yang baik juga wajib mementingkan isi piring anak. Kenapa?

Psikolog klinis Anna Surti Ariani mengatakan, pengenalan makanan sehat dan bergizi wajib dilakukan oleh orangtua kepada anak-anak sejak dini. Membuat anak mengonsumsi makanan bergizi akan mendukung tumbuh kembangnya maksimal.

"Dalam masa tumbuh kemabng, banyak hal yang perlu menjadi perhatian orang tua mulai dari fisik, kognitif, bahasa, emosi, hingga aspek sosial. Masing-masing aspek membutuhkan cara mengasah yang berbeda-beda, contohnya pada aspek fisik anak membutuhkan nutrisi, tidur cukup, dan aktif bergerak," ungkapnya, dalam siaran pers yang diterima Suara.com.

Baca Juga: Enak dan Sehat, Ini Nutrisi dan Protein yang Didapat dari Yougurt

Hal senada juga dikatakan oleh dr Dian Kusumadewi, M.Gizi. Menurutnya, isi piring anak berpengaruh dalam perkembangan 1.000 hari pertama kehidupannya. Kebiasaan konsumsi gizi yang baik perlu dipertahankan bahkan saat anak sudah menginjak usia 4-6 tahun.

"Gizi seimbang seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral memiliki fungsi tersendiri dalam metabolisme dan kesehatan anak, sehingga harus dikonsumsi secara seimbang menurut jenis, jumlah, dan jadwal pemberiannya. Selain itu, mereka dianjurkan untuk mengonsumsi 8 gelas air, beraktivitas fisik, dan melakukan pemantauan pertumbuhan," tuturnya.

Saat ini, sekitar 17,7 persen balita di Indonesia masih mengalami gizi kurang dan gizi buruk, bahkan 30,8 persennya terindikasi stunting. Di luar itu, sekitar 55 persen balita mengalami kekurangan energi, dan lebih dari 80 persen anak usia 4-12 tahun kekurangan EPA+DHA.

Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh kekurangan akses pangan bergizi, ketidaktahuan mengenai gizi, hingga kurangnya akses air bersih, sanitasi, dan perilaku hidup bersih sehat.

Kampanye Isi Piringku oleh Danone memberikan sosialisasi tentang pentingnya nutrisi bagi anak kepada guru-guru PAUD, ibu rumah tangga, dan lain-lain. (Dok. Danone)
Kampanye Isi Piringku oleh Danone memberikan sosialisasi tentang pentingnya nutrisi bagi anak kepada guru-guru PAUD, ibu rumah tangga, dan lain-lain. (Dok. Danone)

Menyadari hal tersebut, Danone melalui kampanye Edukasi Isi Piringku 4-6 Tahun memberikan pelatihan kepada guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), ibu PKK, hingga orang tua terkait anjuran gizi seimbang, hidrasi sehat, cuci tangan pakai sabun (CTPS), anjuran aktivitas fisik, keamanan pangan, hingga pemantauan tumbuh kembang untuk anak usia 4-6 tahun.

Baca Juga: Nutrisi dan Penanganan yang Tepat Bantu Anak Prematur Tumbuh Optimal

Edukasi yang konsisten kepada anak-anak dalam institusi pendidikan dini diharapkan dapat menumbuhkan kebiasaan hidup sehat yang dapat diteruskan hingga ia dewasa nanti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI