Kisah Traumatis Ibu di Singapura, Bayinya Lahir Berwarna Biru

Jum'at, 06 Desember 2019 | 11:42 WIB
Kisah Traumatis Ibu di Singapura, Bayinya Lahir Berwarna Biru
Ilustrasi bayi sakit (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Persalinan pertama Michelle tampak lancar sampai bidan memecahkan kantung airnya selama tahap akhir persalinan dan menemukan kotoran dalam cairan ketuban.

Ilustrasi bayi sakit (Pexels)
Ilustrasi bayi sakit (Pexels)

Namun, hal yang terjadi selanjutnya bagaikan mimpi buruk bagi Michelle. Persalinannya yang lancar selama 12 jam tiba-tiba berstatus darurat medis.

Ketika dia berjuang melahirkan, tiba-tiba detak jantung anaknya turun yang menunjukkan bahwa bayinya dalam kesulitan. Akhirnya, dokter pun menggunakan forsep agar bayi lebih cepat keluar.

"Pada waktu itu saya tidak tahu bahwa ada kemungkinan bayi yang belum lahir menghirup cairan ketuban yang terkontaminasi sebelum lahir dan itu adalah masalah serius," ujarnya.

Baca Juga: Setelah Bocah Tewas Kesetrum di Penjaringan, PLN Cek Gardu Listrik di TKP

MAS merupakan kondisi berbahaya bagi bayi yang baru lahir karena mengganggu pernapasannya. Kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi, antara lain menghasilkan kadar oksigen yang rendah.

Kekurangan oksigen ke otak dapat menyebabkan kematian hingga keterlambatan perkembangan. Menurut dr Gomez sendiri, bayi dengan MAS serius memerlukan bantuan alat pernapasan.

Sekitar lima persen bayi mengembangkan penyakit paru-paru kronis, yakni suatu kondisi yang terkait dengan peningkatan risiko mengi dan infeksi dada pada tahun pertama kehidupannya.

Bayi-bayi ini juga membutuhkan tindak lanjut jangka panjang untuk memeriksa pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Baca Juga: SEA Games 2019: Modern Pentathlon Sumbang Emas ke-30 untuk Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI