"Di waktu malem-malem ada order, saya tanya udah sesuai aplikasi ya. Pas sampai di sana, perawakan metal dan kaya mabok, aroma alkoholnya kuat. Saya tetap anterin, untung sampai sana tidak terjadi apa-apa," ungkap Ivan.
Hal yang membuat hatinya cukup tergores adalah, pada saat itu Ivan sudah memakai alat bantu dengar dan sedikitnya ia mendengar percakapan anak-anak muda itu dan mengejek keadaannya, karena dari kartu di belakang kemudi ada keterangan ia sebagai tunarungu.
"Saya pakai alat denger, jadi saya denger sedikit suara. Saya tau mereka mengejek-ngejek saya dari kartu yang ada di belakang tapi saya tetap jaaga etika saya sebagai driver," jelasnya.
Ada juga momen saat mengetahui penumpang mengetahui ia sebagai tunarungu, tiba-tiba pesanan di cancel. Lalu kejadian penumpang tidak melihat keteranganya tidak bisa mendengar, sehingga terjadi miskomunikasi, akibat Ivan tidak mendengar arahan penumpang.
Baca Juga: Cita-cita Indonesia di Hari Disabilitas Internasional
Terlepas dengan beragam kejadian itu, melalui sebagai driver saja Ivan bisa mengantongi pemasukan terbesar hingga Rp 11 juta per bulan, sebagai driver grabcar.