Suara.com - Keren Banget, Bank Otak di Singapura Bisa Jadi Pusat Penelitian
Konsep donor organ tubuh untuk penelitian kini makin menjamur di Asia Tenggara. Di Singapura, ada bank otak yang diharapkan jadi pusat penelitian tentang otak manusia.
Ya, Singapura baru saja meluncurkan bank otak pertamanya. Mereka siap menampung otak manusia yang sudah meninggal, untuk kemudian dijadikan bahan penelitian.
Bank ini mencari donor karena sejauh ini baru ada tiga orang yang bersedia menyumbangkan otaknya. Salah satunya adalah Lovely Fernandez.
Baca Juga: Ilmuwan Ini Pakai Teknologi Baru untuk Lihat Isi Otak Manusia Secara Detail
"Saya didiagnosis menderita multiple sclerosis, penyakit yang belum bisa disembuhkan yang membuat bagian kiri tubuh saya mati rasa selama 10 tahun terakhir. Saya berharap dengan menyumbangkan otak saya, para ilmuwan dapat menemukan obat untuk orang lain," katanya, dilansir DW Indonesia dari Straittimes, baru-baru ini.
Dia menghadiri peluncuran Brain Bank Singapore di Novena, yang akan memungkinkan para peneliti mendapatkan akses ke jaringan otak orang-orang Asia, dan diharapkan dapat meningkatkan pengobatan penyakit akibat gangguan otak di benua ini.
Fasilitas penelitian yang menelan biaya sebesar 500.000 dolar Singapura (Rp 5,2 miliar) dan terletak di lantai 11 Sekolah Kedokteran Lee Kong Chian ini sepenuhnya bergantung pada donor yang memberikan otak mereka setelah kematian untuk kepentingan penelitian.
Untuk target awalnya, mereka berharap bisa mendapatkan 1.000 orang yang mendaftar sebagai donor dalam empat tahun ke depan. Namun dengan angka kematian seperti saat ini, diperkirakan pusat riset ini hanya akan memperoleh sekitar 20 hingga 30 donor otak per tahun.
Identitas donor dirahasiakan
Baca Juga: Peneliti: Internet Mengubah Pola Otak Manusia
Butuh waktu dua tahun untuk mendirikan bank otak yang merupakan kolaborasi antara Universitas Teknologi Nanyang, National Neuroscience Institute (NNI) dan National Healthcare Group (NHG). Ini masih dalam tahap awal. Fokus saat ini adalah membuat orang Singapura merasa nyaman dengan ide untuk menyumbangkan otak mereka.