Suara.com - Beberapa waktu lalu, penyanyi Ashanty telah menjalani operasi endoskopi dan biopsi untuk mengetahui jenis penyakit autoimun yang dideritanya.
Millen Cyrus sebagai keponakan pun mengatakan kalau kondisi Ashanty sudah mulai membaik setelah operasi. Tetapi, Ashanty tidak boleh mengonsumsi makanan laut atau seafood.
"Sekarang dia (Ashanty) sudah baikan sih. Cuma ya di rumah enggak boleh aneh-aneh gitu. Makanannya kayak cumi gitu kan ngaruh ya, paling makan sehat dulu," ujar Millen Cyrus ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2019).
Ternyata makanan laut bisa berdampak buruk pada penyakit autoimun. Sebuah studi dari University of Michigan dilansir dari Uofmhealth.org, salah satu faktor terbesar untuk autoimunitas di antara wanita usia subur terkait dengan paparan merkuri seperti seafood.
Baca Juga: Ilmuwan : Butuh 5 Tahun Bikin Vaksin untuk Atasi Virus Demam Babi Afrika
Perspektif Kesehatan Lingkungan menemukan bahwa merkuri pada tingkat rendah umumnya dianggap aman dan dikaitkan dengan autoimunitas.
Gangguan autoimun, yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat secara tidak sengaja, memengaruhi hampir 50 juta orang Amerika dan sebagian besar wanita.
"Sejumlah besar kasus tidak dijelaskan oleh genetika, jadi kami percaya faktor lingkungan berkaitan dengan autoimun. Dalam penelitian kami, paparan merkuri sebagai faktor risiko utama autoimun," kata Emily Somers, seorang profesor di departemen Kedokteran Internal di divisi Theumatologi, Kesehatan Lingkungan Ilmu Pengetahuan serta Obstetri dan Ginekologi.
Penyakit autoimun yang dapat mencakup kondisi seperti penyakit radang usus, lupus, sindrom sjögren, rheumatoid arthritis dan multiple sclerosis termasuk dalam 10 penyebab utama kematian di kalangan wanita.
Paparan merkuri yang lebih besar dikaitkan dengan tingkat autoantibodi yang lebih tinggi, yakni penyebab penyakit autoimun.
Baca Juga: Makan Seafood yang Dihangatkan, Pria Ini Nyaris Meninggal karena Keracunan
Sebagian besar penyakit autoimun ditandai oleh autoantibodi, protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh seseorang ketika gagal membedakan antara jaringannya sendiri dan sel-sel yang berpotensi berbahaya.