Akhirnya, Carter menjalani operasi otak pertamanya untuk mengangkat tumor. Dua bulan kemudian, ia kembali melakukan operasi kedua untuk menghilangkan satu tumor yang menekan saraf optiknya sehingga memengaruhi penglihatan.
Sayangnya beberapa bulan keudian, dokter mengatakan bahwa perawatan yang dijalaninya tidak berhasil membuat tumor berhenti berkembang. Jadi, Carter harus siap jika kondisinya semakin memburuk.
"Pertama kalinya saya merasa benar-benar akan mati. Saya tidak pernah merasa serapuh ini dalam hidup," ujarnya.
Upaya terakhir, Carter melakukan uji klinis terapi limfosit infiltrasi tumor (TIL) pada bulan Oktober. Perawatan ini melibatkan pengangkatan sel T pasien, yakni sel yang melawan kanker dan dilepaskan oleh sistem kekebalan tubuh dan menumbuhkannya dalam jumlah besar di laboratorium.
Baca Juga: Studi Mengungkap Kepanikan saat Ponsel Diambil Bisa Jadi Gejala Kecanduan
Setelah 2 minggu, sel kembali dipindahkan ke dalam tubuh pasien. Sel T dalam jumlah tinggi dipercaya lebih kuat melawan tumor agresif.