Suara.com - Hari AIDS Sedunia, Ketahui Mitos yang Salah Kaprah Soal Penularan HIV
Perilaku diskriminatif banyak dilakukan orang terhadap mereka yang positif HIV/AIDS. Ini dilakukan karena khawatir virus bisa menular saat terjadi kontak fisik. Padahal, penularan penyakit HIV/AIDS tidak semudah hanya dengan melakukan kontak fisik.
Memperingati hari AIDS sedunia setiap 1 Desember, Nining Ivana dari Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) mengingatkan bahwa virus HIV tidak bisa sembarangan menular. HIV baru bisa menular jika terjadinya pertukaran empat cairan yakni darah, air susu ibu yang positif, cairan vagina, dan cairan sperma.
"Pertama sih, HIV tidak menular melalui kontak sosial, kita hidup bersama, bekerjasama, bersosialisasi dengan yang lainnya itu tidak akan menular, selama perilaku sosial tidak ada pertukaran cairan tubuh di darah, cairan sperma, cairan asi dan cairan vagina. Selama empat cairan itu tidak menular aman," ujar Nining saat dihubungi Suara.com, baru-baru ini.
Baca Juga: Gejala Paling Umum HIV, dari Demam Hingga Batuk Kering yang Tak Sembuh
Jadi kata Nining, tidak usah takut jika sekadar bersentuhan keringat, air liur atau kontak lain yang tidak memicu pertukaran empat cairan yang disebutkan, maka virus tidak akan tertular.
"Harus clear dulu di masyarakat, HIV itu tidak akan menular terhadap orang lain, bila melakukan kontak sosial, tidak akan menular, karena kalau misalnya itu terjadi angka HIV tinggi banget di Indonesia, saya mungkin dikarantina," ungkap Nining setengah berkelakar.
Permasalahan lainnya, terkadang orang saking takutnya bila hidup serumah dengan ODHA, maka ODHA tidak diperkenankan menggunakan peralatan makan atau dapur bersama-sama. Padahal itu juga bentuk diskriminasi.
"Alat-alat makan yang itu-itu aja nggak boleh yang lain, itu kan sangat diskriminatif, emang kenapa pakai itu juga, kan sudah dicuci, karena dipikir menular, akhirnya dianggap semudah itu," ungkapnya.
Satu lagi anggapan para ODHA tidak bisa melakukan hubungan seksual, itu adalah salah kaprah. Mereka tetap boleh asal melakukannya dengan aman dan tidak meningkatkan faktor risiko, seperti menggunakan kondom atau tidak bersentuhan secara langsung dengan cairan sperma maupun cairan vagina yang bisa masuk ke tubuhnya.
Baca Juga: Jumlah Obat HIV Anak Terbatas, Ini Tanggapan Kemenkes
"Selama lakukan seks aman, nggak akan ketularan, bukan berarti orang HIV nggak boleh ngseks enggak, boleh, asal tahu caranya dan aman, kalau masyarakat clear seperti melihat penyakit flu, caranya gimana biar nggak ketularan, biar sehat. Jadi saya tidak boleh begini-begini, orang tahu virus itu nggak menyebar," terangnya.
Sebagai catatan, obat ARV yang mampu mengontrol virus juga sangat perlu diminum para ODHA setiap hari, karena dengan obat ini artinya virus mampu terkunci alias tidak menyebar ke organ lainnya. Bahkan saat punya anak, maka si anak juga tidak akan tertular virus. Alhasil, angka epidemi semakin tertekan, dan bukan mustahil virus ini akan hilang.