Suara.com - Di Indonesia, kita kerap dikejutkan dengan kejadian penyakit jantung koroner di usia muda. Bahkan, tak sedikit kasus serangan jantung menyasar orang muda berusia 20 tahunan. Tapi jika diperhatikan, sangat sedikit bahkan jarang perempuan usia muda yang terkena penyakit jantung. Sebagian besar, terjadi pada laki-laki karena merokok.
Faktanya, kardiolog RS Harapan Kita dr. Siska Suridanda Danny, Sp.JP(K), mengatakan selama perempuan masih mengalami periode menstruasi, maka mereka cenderung terproteksi dari penyakit jantung koroner.
"Yang masih haid, belum menopause, relatif terproteksi dari penyakit jantung koroner, tapi bukan berarti nol, bukan berarti tidak mungkin terjadi," ujar dr. Siska di Shangri-La Hotel, Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (28/11/2019).
Tetap saja, kata dr. Siska, ada faktor lain yang membuat perempuan di usia muda bisa terkena penyakit jantung koroner seperti autoimun, faktor keturunan, termasuk perobekan pembuluh darah.
Baca Juga: Terungkap, Ini Penyebab Serangan Jantung Rentan Terjadi di Waktu Subuh!
"Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seorang perempuan terkena serangan jantung, padahal masih di usia yang belum menopause," ungkapnya.
"Tapi secara umum, general role-nya adalah perempuan selagi belum menopause, dari masih haid, angka kejadian penyakit koroner lebih rendah daripada laki-laki," sambungnya.
Tapi, saat sudah tidak lagi menstruasi alias menopause, angka kejadian serangan jantung pada perempuan bisa meningkat drastis, bahkan melebihi kejadian pada laki-laki.
"Jadi tinggal tunggu waktu aja. Makanya, pentingnya sekali lagi, mencegah daripada mengobati," imbuhnya.
Sementara itu, dr. Siska juga mengungkap angka penelitian dari RS Harapan Kita juga data nasional, yang menyebutkan usia rata-rata orang Indonesia dengan serangan jantung lebih muda 5 hingga 10 tahun, yakni usia 50-an, dibanding orang Eropa dan Amerika di umur 60-an.
Baca Juga: Sudah Pasang Ring, Bisakah Pasien Terkena Serangan Jantung Lagi?