Menggunakan Spiral atau IUD juga Bisa Gagal, Lho! Ketahui Penyebabnya

Jum'at, 29 November 2019 | 14:12 WIB
Menggunakan Spiral atau IUD juga Bisa Gagal, Lho! Ketahui Penyebabnya
KB spiral (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - IUD dianggap sebagai salah satu metode kontrasepsi paling efektif dan berisiko kecil menimbulkan efek samping. Alat ini dinilai memiliki tingat keefektifan hingga 99% dalam mencegah kehamilan.

Tetapi nyatanya, melansir Insider, bukan berarti menggunakan alat kontrasepsi ini tidak akan hamil sama sekali.

Peluang hamil saat menggunakan IUD adalah 0,1% hingga 0,2%. Berarti untuk setiap 1000 wanita yang menggunakan IUD, satu atau dua di antaranya berpeluang hail, tutur Dr. Thomaz Ruiz, Pimpinan OB-GYN di MemorialCare Orange Coast Medical Center.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang dapat membuat wanita menggunakan IUD dapat hamil, yaitu:

Baca Juga: KB Spiral Bisa Bergeser, di Mana Posisi IUD Sebenarnya Saat Pemasangan?

- Posisi IUD tidak benar di dalam rahim.

- IUD terpasang dengan benar, tetapi rahim wanita tersebut berkontraksi hingga menyebabkan IUD terlepas. Kemungkinan hal ini dapat dirasakan, terlebih ketika tali dirasa tidak pada tempatnya.

Inilah mengapa pengguna IUD disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter.

- Wanita tersebut memiliki kelainan rahim yang tidak diketahui.

Seorang perempuan sedang menggenggam alat kontrasepsi spiral (Shutterstock).
Seorang perempuan sedang menggenggam alat kontrasepsi spiral (Shutterstock).

Namun, kata Ruiz, dengan pemasangan yang tepat dan tanpa kelainan pun, sama dengan bentuk kontrasepsi lainnya, IUD tidak sepenuhnya menjami mencegah kehamilan.

Baca Juga: Lindungi Sampai 10 Tahun, KB Spiral Dinilai Lebih Baik karena Non-hormonal

"Kami tidak selalu tahu mengapa itu terjadi, tetapi itu (IUD) bisa gagal," sambungnya.

Jika seorang wanita curiga dirinya hamil meski menggunakan IUD, ia harus segera mengunjungi dokter, ujar Dr. Felice Gersh , MD, seorang OB-GYN dan Direktur Integrative Medical Group.

Sebab, kehamilan akibat IUD yang gagal lebih cenderung kehamilan ektopik, yang dapat mengancam jiwa.

"Orang-orang bisa hamil dan jika itu terjadi, mungkin ada komplikasi yang signifikan, jadi mereka harus waspada kalau-kalau sesuatu seperti itu harus terjadi pada mereka," kata Gersh.

Sayangnya, terkadang mengetahui kehamilan akibat IUD gagal sulit diketahui. Misalnya, sekitar 50% wanita yang menggunakan IUD progrestin akan berhenti mengalami menstruasi, hal ini tentu sulit untuk menentukan apakah hal itu disebabkan oleh kehamilan atau IUD.

"Sangat penting untuk menyadari bahwa IUD dapat gagal," tambah Gersh.

Untuk mendeteksinya, seorang wanita dapat melihat apakah ada pendarahan atau rasa sakit yang tidak normal, yang bisa menjadi tanda kemungkinan hamil. Dalam hal ini, dokter dapat melepasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI