Suara.com - Teknologi Robotik Ini Turunkan Angka Kematian Serangan Jantung, Keren!
Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian dini di Indonesia. Alhasil, pertolongan medis harus bisa bekerja cepat untuk meningkatkan peluang hidup pasien.
Tidak hanya cepat, ketersediaan alat medis juga faktanya sangat diperlukan. Misalnya saja alat untuk tindakkan medis revaskularisasi pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner yang tersumbat dan menyempit.
Revaskularisasi bisa dilakukan dengan terapi fibrinolik, operasi by pass (CABG), dan PCI atau pemasangan cincin melalui cath lab. Tapi dengan catatan peluang keberhasilan semakin baik saat pasien dapat penanganan kurang dari 12 jam setelah serangan jantung terjadi.
Baca Juga: Italia Gunakan Teknologi Robotik Demi Tekan Penyakit Degeneratif
"Pengamatan di RS Harapan Kita selama 2018-2019 menunjukkan angka kematian pasien serangan jantung akut yang menjalani revaskularisasi adalah 7,4 persen dibanding 15,2 persen pasien yang tidak menjalani revaskularisasi," ujar [akar kardiologi dr. Siska Suridanda Dandy, SpJP(K) dalam acara diskusi bersama GE Healthcare di Shangri-La Hotel, Sudirman, Jakata Selatan, Kamis (28/11/2019).
Di antara semua tindakan revaskularisasi, pemasangan cincin jadi metode yang banyak dilakukan. Sementara itu tindakan ini tidak bisa dilakukan tanpa alat Cath Lab, dan ketersediaannya hanya ada 250 di Indonesia terbatas rumah sakit di kota besar.
Padahal tindakkan pemasangan cincin bisa mengurangi angka kematian akibat serangan jantung hingga setengah dari penderita.
"Meski begitu, penting sekali bagi pasien dan keluarga untuk mengenali gejala serangan jantung, serta membawa pasien ke rumah sakit yang dilengkapi dengan peralatan dan sumber daya untuk melakukan tindakan secepat mungkin, agar tidak terjadi keterlambatan penanganan," jelasnya.
Sayangnya, di saat teknologi yang mumpuni dan maju, keterampilan tenaga medis Indonesia sering tidak sejalan dengan kecanggihan peralatan, sehinggga diperlukan pelatihan hingga workshop bagi para ahli radiografi, Teknisi CV, ahli jantung hingga kardiologi.
Baca Juga: Tak Perlu ke Luar Negeri, Operasi Robotik Juga Ada di Indonesia
Cara kerja Cath Lab sendiri seumpama robot, yang bisa bergerak dengan sendiri mendeteksi sumbatan penyempitan, hingga pelebaran pembuluh darah dengan sinar X. Bahkan bisa mengambarkan secara detail, sehingga dokter bisa menemukan pembuluh darah bermasalah secara detail dan akurat.
Sekedar informasi, berdasarkan data Perhimpunan Intervensi Kardiovaskulas Indonesia (PIKI), GE Healthcare jadi satu dari beberapa perusahaan penyedia 40 persen dari total seluruh Cath Lab di Indonesia. GE Healthcare adalah perusahan teknologi medis asal Amerika Serikat.