Suara.com - Curhatan seorang warganet tentang pengalamannya bekerja di depan laptop dan berujung sakit leher viral di media sosial Twitter.
Mulanya, akun Twitter @ame_rrrrr mengaku merasakan sakit kepala, leher, mual dan mata sakit mulai 2016 silam. Saat itu ia berkunjung ke UGD untuk memeriksakan kondisinya dan diberi obat pereda nyeri.
Tetapi, sakit kepalanya baru benar-benar menghilang setelah 3 hari mengonsumsi obat dari dokter. Beberapa tahun kemudian, tepatnya Agustus 2019, Ame justru merasakan hal serupa lagi.
Ame pun kembali mengunjungi rumah sakit lain untuk memeriksakan kondisinya dan diberi obat pereda nyeri. Lalu Kamis, 21 November 2019, Ame kembali merasakan hal serupa dan mengira karena kolesterol.
Baca Juga: Ayah Nindy Ayunda Meninggal karena Sakit Jantung, Bisa Diprediksi dari Mata
Akhirnya, Ame kembali ke UGD siang hari dengan keluhan rasa sakit di leher dan kesulitan gerak. Setelah diinfus dan diberi obat pereda nyeri, kondisi Ame langsung membaik sore harinya, sekitar 3 jam.
Ame pun kembali pulang. Tetapi ketika bangun tidur di keesokan harinya, Ame mengalami sakit kepala yang disangka karena terlalu banyak tidur.
Karena sakit kepalanya tidak hilang sampai esok hari, Ame kembali memutuskan ke rumah sakit. Saat itu Ame kembali diinfus dan diberi obat minum.
"Gue sampaikan keluh kesah kehidupan. Kata dokternya 'kamu nggak pernah stretching 2 jam sekali ya?' hmm iya sih ya nggak pernah sama sekali, mana ingat. Yang gue inget klien udah nungguin," tulisnya dalam status yang diunggah ke Twitter.
Saat itulah dokter mendiagnosisnya menderita cervical syndrome. Akhirnya, Ame meminta dan disarankan rawat inap oleh doker. Sebelum menuju ruang rawat inap, Ame pun melakukan radiologi dari kepala hingga punggungnya.
Baca Juga: Mengenal Palpitasi Jantung, Kondisi Jantung Berdebar setelah Makan
Esok harinya, dokter saraf pun mengunjungi Ame dan memberi tahu penyakitnya karena postur tubuhnya yang tidak benar ketika melihat laptop maupun saat tidur.