Kasus Bunuh Diri Lebih Sering Terjadi pada Pria, Mengapa Demikian?

Kamis, 28 November 2019 | 14:25 WIB
Kasus Bunuh Diri Lebih Sering Terjadi pada Pria, Mengapa Demikian?
Ilustrasi bunuh diri (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Ilustrasi depresi (shutterstock)
Ilustrasi depresi (shutterstock)

"Cenderung ada lebih banyak penggunaan narkoba dan alkohol di antara pria, yang mungkin mencerminkan kesulitan yang mereka rasakan. Tapi kita tahu bahwa hal itu menambah masalah bunuh diri," tutur psikolog Jill Harkavy-Friedman, wakil presiden penelitian untuk American Foundation for Suicide Prevention.

Padahal, minum alkohol dapat memperparah depresi dan meningkatkan perilaku impulsif. Perilaku mengonsumsi alkohol juga merupakan faktor risiko untuk bunuh diri.

Memang tidak ada perbaikan langsung untuk masalah kompleks ini. Tapi sejumlah program, kebijakan, dan organisasi nirbala telah membuat terobosan.

Di Australia misalnya, kelompok pencegahan kesehatan mental dan bunuh diri berusaha mengubah paradigma budaya. Caranya antara lain memberlakukan R U OK Day ( hari nasional yang didedikasikan untuk mengingatkan masyarakat agar speak-up pada orang sekitar untuk menjaga kesehatan mental), mendorong pendekatan menggunakan prinsip shoulder-to-shoulder dan Mates in Construction (hotline untuk krisis kejiwaan dan dorongan bunuh diri).

Baca Juga: Meski Gejala Umum Sama, Depresi pada Wanita dan Pria Itu Berbeda

"Secara keseluruhan, ada penekanan pada 'membuatnya tidak masalah bagi pria untuk berbicara tentang perasaan mereka', dan itu diakui sebagai tanda kekuatan," kata O'Driscoll.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI