3. Dongeng dari gadget VS dongeng yang dikisahkan langsung oleh orangtua
Seni bercerita telah mengalami perubahan besar setelah efek visual yang diberikan oleh teknologi mulai banyak diminati. Sampai batas tertentu, ini telah menjadi kutukan bagi seni mendongeng. Deepa K, seorang konsultan pendidikan, mengatakan, mendongeng adalah kegiatan interaktif tetapi pada media digital itu menjadi hal satu arah, di mana media digital tersebut memberi tahu Anda apa yang harus dipikirkan dan menunjukkan kepada Anda gambar yang menurut mereka sesuai.
"Berkat ini, otak Anda menjadi tidak terpakai karena Anda berhenti menggunakan imajinasi dan kekuatan berpikir Anda dengan hanya mengandalkan apa yang sedang disendokkan kepada Anda," kata dia.
Ia menyatakan bahwa dongeng dari gadget kurang manusiawi. Deepa juga menjelaskan, jika ia sangat prihatin karena banyak orang tua merasa bahwa menampilkan dongeng di gadget sama baiknya dengan mendongeng langsung. Padahal kata dia mendongeng adalah tentang sebuah interaksi dengan manusia lain dan menggunakan imajinasi seseorang untuk memvisualisasikan.
Baca Juga: Cegah Anak Kecanduan Gadget dengan Dongeng? Ini Tips dari Pakar
4. Hubungan dengan kebudayaan
Untuk Nalini Patil, seorang ibu penuh waktu dari dua anak, mendongeng adalah hal yang berhubungan dengan akar budaya seseorang.
“Anak-anak saya menggunakan bahasa Inggris di sekolah menengah mereka, tetapi berkat dongeng saya, mereka juga tahu dongeng tradisional budayanya. Saya merasa ini tidak hanya membuat mereka sadar akan warisan budaya mereka yang kaya, tetapi juga mengembangkan cinta untuk mempelajari sejarah kita. Mereka juga menjadi fasih dalam bahasa ibu mereka. Tentu saja, agar anak-anak tertarik mendengarkan dongeng, kisah-kisah itu juga perlu berkembang seiring waktu. Cerita tidak boleh hanya tentang moral, tapi perlu dipikirkan," tambahnya.
5. Mendongeng adalah kegiatan belajar yang hebat
Mendongeng sangat interaktif. Ketika sebuah cerita berkembang, anak-anak biasanya akan mengajukan pertanyaan. Ini adalah kegiatan belajar yang hebat. Pendongeng harus menggunakan cara-cara untuk membuat anak penasaran dan mendorong mereka untuk bertanya karena ini membuat anak berpikir. Mereka belajar mengasosiasikan gambar dalam buku dengan cerita dan ini mengembangkan kapasitas visualisasi dan imajinasi mereka.
Baca Juga: Bak Latar Negeri Dongeng, Begini 5 Pesona Hutan De Djawatan di Banyuwangi
Para ahli yang bekerja dengan anak-anak mengatakan bahwa orangtua juga harus mendorong anak-anak untuk membuat cerita kecil dengan karakter yang telah mereka dengar. Ini mendorong imajinasi dan membuat anak lebih tertarik pada cerita yang disampaikan.
6. Mendongeng mendorong perkembangan emosi dan perasaan anak
Saat ini, banyak saluran TV, internet, ponsel semua bersaing untuk perhatian mereka dan anak-anak sering ketagihan. Media visual yang serba cepat ini menghalangi perkembangan mental mereka.
Sunanda Shinde, ibu dari anak yang bersekolah mengatakan, “Saya telah melihat bahwa mendongeng membuat anak-anak lebih terlibat daripada menonton TV. Emosi adalah nyata ketika seorang anak mendengarkan cerita karena kapasitas berpikirnya meningkat. Sesi interaktif mendorong imajinasinya," ungkapnya.