Suara.com - 7 Tips Biar Hamil Aman dan Nyaman di Atas 35 Tahun Seperti Mona Ratuliu
Setelah kosong selama delapan tahun, aktris Mona Ratuliu dikabarkan hamil anak keempat saat dirinya berusia 37 tahun. Kabar membahagiakan tersebut ia bagikan melalui sebuah video di channel YouTubenya dan unggahan di media sosial Instagram @monaratuliu.
Mona mengungkap, jika usia kehamilannya saat ini sudah memasuki bulan ketiga.
"Hamil trismester pertama tuh, makan nggak enak, nggak makan mual. Duduk lemes, tiduran bosen. Satu-satunya hiburan cuma senyumnya suami yang membesarkan hati. Salam hormat buat para suami2 siaga. ," tulisnya.
Baca Juga: Ibu Hamil Tak Perlu Takut, Kontak dengan Kucing Tidak Akan Menularkan Tokso
Dikutip dari Hello Sehat, meski semua kehamilan memiliki risiko, namun risiko-risiko tersebut semakin meningkat pada kehamilan di atas usia 35 tahun.
Angka kematian ibu naik secara tetap dari 9 per 100.000 pada usia 25-29 tahun menjadi 66 per 100.000 sesudah usia 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa risiko kematian ibu meningkat pesat seiring dengan bertambahnya usia ibu saat hamil dan melahirkan.
Namun, beberapa risiko tersebut dapat diminimalkan oleh ibu hamil dengan selalu menjaga kesehatan ibu dan janin saat kehamilan. Anda harus selalu memeriksakan kehamilan agar mengetahui kondisi kehamilan Anda. Di bawah ini merupakan cara untuk menjaga kehamilan Anda.
1. Periksakan kehamilan secara rutin
Sebaiknya periksakan kehamilan Anda ke dokter secara rutin, minimal 3 kali. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Anda dan janin serta untuk mencegah atau mengurangi risiko penyakit saat hamil. Lebih baik lagi jika Anda sudah mulai memeriksakan kondisi tubuh Anda sebelum hamil.
Baca Juga: Viral Curhat Ibu Hamil, Kursinya di Kereta Direbut Penumpang Lain
2. Tanyakan ke dokter Anda mengenai perawatan selama kehamilan
Anda harus mengetahui apa saja yang harus Anda lakukan dan perawatan apa yang harus Anda jalani untuk mencegah penyakit saat hamil, serta untuk mencegah bayi lahir prematur dan bayi BBLR. Tes darah untuk mengetahui risiko kelainan kromosom sebelum bayi lahir mungkin diperlukan.
3. Jaga asupan makan
Ibu hamil memerlukan banyak zat gizi yang diperlukan untuk dirinya dan janin. Memakan banyak makanan yang bervariasi membantu Anda untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh. Zat gizi penting, seperti asam folat dan kalsium Sebaiknya makan lebih sering dalam porsi kecil. Anda dapat mendapatkan karbohidrat dari nasi, jagung, kentang, dan roti; sumber lemak baik dari ikan, alpukat, sayuran hijau, dan minyak nabati; sumber protein dari daging, ayam, ikan, tahu, tempe; serta sumber vitamin dan mineral dari sayuran dan buah-buahan.
4. Kontrol kenaikan berat badan
Konsultasikan dengan dokter Anda berapa kenaikan berat badan yang harus Anda capai. Semakin banyak berat badan yang Anda miliki sebelum hamil, semakin kecil kenaikan berat badan yang harus Anda capai ketika hamil. Dan sebaliknya, semakin sedikit berat badan yang Anda miliki sebelum hamil, semakin banyak berat badan yang harus Anda tambah selama kehamilan. Kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan dapat mengurangi risiko ibu hamil terkena penyakit diabetes gestasional dan hipertensi gestasional.
5. Olahraga teratur
Olahraga teratur dapat membantu Anda mengontrol berat badan, membuat tubuh lebih sehat, dan juga untuk mengurangi stres. Selain itu, juga dapat membantu Anda menjalani proses persalinan dengan mudah. Anda dapat mengikuti kelas senam ibu hamil atau melakukannya sendiri di rumah dengan gerakan-gerakan yang tidak memberatkan Anda dan janin. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum Anda melakukan olahraga.
6. Hindari stres
Perempuan yamg hamil di atas usia 35 tahun biasanya memiliki beberapa kecemasan tentang kesehatan bayi dalam kandungannya, bahkan takut mengalami keguguran. Sebaiknya bicarakan apa yang Anda rasakan dengan dokter Anda dan orang sekitar Anda, seperti suami, saudara, atau teman. Hal ini bisa mengurangi beban pikiran Anda.
7. Jauhi asap rokok dan minuman beralkohol
Asap rokok dapat meningkatkan risiko penyakit pada ibu hamil dan bayi BBLR, sedangkan minum minuman beralkohol dapat meningkatkan risiko bayi mengalami keterlambatan fisik dan mental.