Hati-Hati, Anak yang Obesitas Berisiko Memiliki Otak "Rusak"

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Selasa, 26 November 2019 | 15:24 WIB
Hati-Hati, Anak yang Obesitas Berisiko Memiliki Otak "Rusak"
Ilustrasi. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian menunjukkan anak-anak yang mengalami obesitas dapat mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada daerah-daerah penting di otak.

Dilansir dari Daily Mail, mereka menemukan bahwa anak yang kelebihan berat badan memiliki tanda-tanda kerusakan di area yang bertanggung jawab untuk mengendalikan nafsu makan, emosi dan kesenangan.

Studi terbaru yang dilakukan oleh Universitas Sao Paulo di Brazil, mengambil scan otak dari 120 anak usia 12 hingga 16. Lima puluh peserta mengalami obesitas, sementara sisanya adalah berat badan yang sehat.

MRI menunjukkan penurunan materi putih yang terletak di girus orbitofrontal tengah - wilayah otak yang terkait dengan kontrol emosional dan sirkuit hadiah.

Baca Juga: Perlu Diterapkan, 6 Cara Mencegah Risiko Obesitas pada Anak

Mereka juga mengungkapkan sel-sel otak telah dihancurkan dalam corpus callosum, sebuah bundel serabut saraf yang menghubungkan bagian kiri dan kanan otak dan bertanggung jawab atas fungsi kognitif.

Tim mengatakan ini dapat menyebabkan rentang perhatian berkurang dan kesulitan berkonsentrasi.

Ilustrasi anak obesitas atau kegemukan. (Shutterstock)
Ilustrasi anak obesitas atau kegemukan. (Shutterstock)

Studi ini juga menemukan anak-anak obesitas kelebihan produksi leptin, hormon di otak yang mengendalikan nafsu makan.

Pada beberapa orang gemuk, otak tidak merespons leptin, menyebabkan mereka tetap makan meskipun cadangan lemaknya cukup atau berlebih. Kondisi ini, yang dikenal sebagai resistensi leptin, membuat otak memproduksi lebih banyak hormon kelaparan.

Rekan penulis Dr Pamela Bertolazzi, seorang ilmuwan biomedis di Universitas Sao Paulo di Brazil, mengatakan: 'Perubahan otak ditemukan pada remaja gemuk terkait dengan daerah penting yang bertanggung jawab untuk mengendalikan nafsu makan, emosi dan fungsi kognitif.

Baca Juga: Penelitian Terbaru, Anak Tunggal Lebih Berisiko Obesitas

'Peta kami menunjukkan korelasi positif antara perubahan otak dan hormon seperti leptin dan insulin.

Ilustrasi perkembangan otak anak. (Shutterstock)
Ilustrasi perkembangan otak anak. (Shutterstock)

"Selain itu, kami menemukan hubungan positif dengan penanda inflamasi, yang membuat kami percaya pada proses peradangan saraf selain resistensi insulin dan leptin."

Dia menyerukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah peradangan pada orang muda yang obesitas ini merupakan konsekuensi dari perubahan struktural di otak.

Obesitas sendiri dapat memicu banyak kondisi kesehatan yang berpotensi fatal di kemudian hari, termasuk penyakit jantung dan stroke, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2 dan kanker.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI