Berdasarkan studi kembar identik dan persaudaraan serta catatan sejarah keluarga, wanita memiliki kecenderungan genetik yang lebih kuat untuk depresi daripada pria.
3. Peran wanita
Perempuan yang sudah menikah dan bekerja akan merasa sulit mengemban tanggung jawab pekerjaan sekaligus mengurus keluarganya. Sebuah penelitian di Eropa yang mencakup 30 negara dengan populasi gabungan 514 juta orang.
Hasilnya, penelitian ini melaporkan bahwa depresi pada wanita paruh baya meningkat dua kali lipat dalam 40 tahun karena tekanan tersebut. Wanita usia antara 25 dan 40 tahun berisiko 3-4 kali mengalami depresi daripada pria.
Baca Juga: 3 Berita Kesehatan Teratas: Kanker Dubur hingga Olahraga Pereda Migrain
4. Usia
Wanita hidup lebih lama daripada pria. Padahal usia lanjut yang ekstrem dikaitkan dengan kesepian, kesehatan fisik buruk dan faktor lain yang bisa memengaruhi depresi.
5. Gaya mengatasi masalah
Studi dilansir dari verywellmind.com, menunjukkan bahwa wanita cenderung menggunakan gaya koping yang lebih fokus pada emosi, ruminatif dan merenungkan masalah mereka dalam pikiran. Sementara pria cenderung menggunakan gaya koping yang lebih fokus dan mengganggu masalah untuk membantu mereka melupakan masalahnya.
Gaya koping ruminatif ini dapat menyebabkan episode depresi yang lebih lama dan lebih parah yang berkontribusi pada kerentanan wanita lebih besar terhadap depresi.
Baca Juga: Ayah Nindy Ayunda Sempat Sakit Ginjal, Adakah Hubungannya dengan Jantung?