Suara.com - Otak memiliki dua bagian, yang dikenal sebagai belahan otak. Masing-masing memiliki wilayah yang mengatur berbagai aspek fungsi fisik dan koginitif kita.
Bagian ini tidak bekerja secara terpisah. Sebaliknya, mereka berkomunikasi dengan membangun jaringan saraf kompleks yang memungkinan berbagai bagian tubuh dan pikiran melakukan sinkronasi dan bekerja secara harmonis.
Tetapi apa yang terjadi jika salah satu bagian otak ini diambil? Inilah situasi yang dihadapi oleh orang yang menjalani hemispherectomy, biasanya di masa kanak-kanak.
Jika Anda berpikir bahwa mengangkat salah satu otak akan menyebabkan mereka berfungsi secara berbeda, kemungkin Anda kurang tepat.
Baca Juga: Tak Sadar Makan Daging Babi Kurang Matang, Pria Ini Alami Infeksi Otak
Menurut studi baru yang ditampilkan dalam Cell Reports, faktanya otak justru akan belajar untuk beradaptasi dengan kondisi ini.
Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan pada enam peserta yang telah menjalani hemispherectomy selama masa kanak-kanak sebagai pengobatan untuk kejang epilepsi.
Tim meminta peserta untuk menjalani pemindaian MRI, yang memungkinkan peneliti melacak aktivitas di otak saat istirahat.
Melansir Medical News Today, dengan membandingkan pemindaian otak, tim menemukan, kelompok yang telah menjalani hemispherectomy memiliki konektivitas jaringan otak yang lebih kuat, dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Wilayah otak yang menjadi fokus para peneliti adalah bagian yang mengatur penglihatan, gerakan, emosi, dan kognisi.
Baca Juga: Karena Perbedaan Anatomi Otak, Benarkah Pria Lebih Cerdas daripada Wanita?
Untuk mengkonfirmasi temuan ini, tim juga membandingkan pemindaian dengan data yang sebelumnya dikumpulkan oleh Brain Genomics Superstruct Project, yang telah mengumpulkan data otak dari lebih dari 1.500 peserta.