BKKBN: Pendidikan Kesehatan Reproduksi Cegah Seks Bebas dan Pernikahan Dini

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 22 November 2019 | 12:55 WIB
BKKBN: Pendidikan Kesehatan Reproduksi Cegah Seks Bebas dan Pernikahan Dini
Ilustrasi pendidikan kesehatan reproduksi. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - BKKBN: Pendidikan Kesehatan Reproduksi Cegah Seks Bebas dan Pernikahan Dini

Pendidikan kesehatan reproduksi memiliki peran penting dalam penurunan angka pernikahan dini. Hal ini dikatakan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.

Hasto mengatakan pendidikan kesehatan reproduksi diajarkan kepada perempuan dan laki-laki di sekolah serta kampus guna membangkitkan kesadaran pencegahan perilaku seks bebas, di luar nikah, serta pernikahan dini.

"Konsep pembekalan pendidikan seperti ini prinsipnya adalah mengisi otaknya mengubah pandangannya, kemudian akhirnya mengubah perilakunya," katanya usai memberikan kuliah umum di Universitas Papua, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, Kamis, dilansir Antara.

Baca Juga: Pentingnya Kontrasepsi Kondom demi Lindungi Kesehatan Reproduksi

Ia mengemukakan pentingnya pengetahuan mendalam dan wawasan luas terkait dengan kesehatan reproduksi, baik bagi anak perempuan maupun lak-laki, melalui pendidikan di sekolah dan kampus.

Menurut dia, banyak materi kesehatan reproduksi yang wajib dan menjadi hak untuk diketahui oleh perempuan dan laki-laki.

Jika mereka tahu, dia mengharapkan mengerti batasan-batasan untuk tidak melanggar nilai moral dan mencegah gangguan kesehatan reproduksi.

Pendidikan kesehatan reproduksi tersebut, berisikan materi-materi, seperti proses reproduksi di mana manusia diciptakan dengan cepat melalui pertemuan antara sel telur dan sperma sehingga jika perempuan telat menstruasi satu bulan dan hamil, tidak boleh melakukan aborsi.

"Karena memang telat satu bulan itu sama dengan hamil delapan minggu. Dan hamil delapan minggu itu sudah lengkap semua kepala, pundak, lutut, kaki, daun telinga kan sudah lengkap semua, mestinya ini dimengerti ya. Dan kalau mereka tidak mengerti jadi memudahkan mengambil suatu tindakan yang di luar norma seperti mudah melakukan aborsi, mudah melakukan hubungan seks bebas. Ini bukan pendidikan seks, ini pendidikan biologi biar menjadi bekal hidupnya," ujar Hasto.

Baca Juga: Hari Remaja Internasional, PKBI Ajak Remaja Bahas Kesehatan Reproduksi

Ia mengatakan jika mereka mengerti akan ragu dan tidak melakukan hubungan seks di luar nikah serta hubungan seks di usia dini karena sebelum umur 20 tahun, organ reproduksi perempuan belum matang sehingga berisiko terkena kanker serviks.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI