Suara.com - Meski Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Jepara selama kurun waktu lima tahun terakhir sudah menurun, dokter umum di UPTD PKM Karimunjawa, dr. Adie F. Favo, menegaskan masih perlu adanya kewaspadaan terhadap kasus ini.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara periode 2013-2018, Dwi Susilowati, kematian ibu ini dipengaruhi oleh risiko tinggi pada saat melahirkan.
Faktor lain yang berdampak adalah sulitnya akses ke fasilitas kesehatan yang sesuai dengan status kesehatan ibu. Kendala jarak dan waktu pun menjadi salah satu penghalang bagi pasien untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal.
Hal ini pun sempat dirasakan oleh dr. Favo saat menangani pasien pada 2018 silam.
Baca Juga: Kegiatan Donor Darah Efektif Turunkan Angka Kematian Ibu, Kok Bisa?
"Kendala kita sebagai tenaga kesehatan adalah saat harus merujuk pasien tetapi tidak bertepatan dengan jadwal kapal reguler, karena kita tidak punya ambulans laut sehingga harus pakai kapal sewaan dan itu bisa memakan waktu tempuh selama 2-5 jam,” tuturnya, dikutip dari rilis yang diterima Himedik.com, Senin (11/11/2019).
Padahal, penanganan pada ibu dari hamil hingga pasca persalinan di PKM Karimunjawa dinilai sudah baik, yaitu dengan adanya kelas ibu hamil, kader kesehatan ibu dan anak (KIA), fasilitas rumah singgah di Jepara, dan PONED lengkap.
Selain faktor akses, dr. Favo juga mengungkapkan adanya kendala distribusi fasilitas dan kesehatan yang tidak merata.
"Selain itu fasilitias operasi yang belum memadai di Puskesmas belum dapat sepenuhnya mengantisipasi risiko perdarahan,” tambahnya.
Kendala-kendala ini dinilai menjadi penyebab jutaan orang menghadapi tantangan kesehatan serius yang sebenarnya dapat diatasi dengan peningkatan akses.
Baca Juga: Upaya Kemenperin Tekan Angka Kematian Ibu Melahirkan Lewat AMMDes
Sang dokter pun mengatakan seharusnya Indonesia sudah dapat mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs) terkait AKI.