Suara.com - Vitiligo memang bukan penyakit berbahaya dan menular. Namun munculnya bercak putih pada kulit yang tidak diharapkan dapat membuat penderitanya kurang percaya diri hingga mengalami stres berkepanjangan.
Apabila tidak ditangani dengan tepat, vitiligo dapat menyebar dan menyerang bagian kulit manapun pada tubuh. Pertanyaannya kini adalah, bisakah si bercak putih pada kulit ini disembuhkan?
Menurut CEO Klinik Pramudia, dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, lewat kemajuan dan perkembangan ilmu kedokteran kulit dan kelamin, penyakit vitiligo dapat dikontrol lewat pengobatan dan terapi.
Namun ia juga mengatakan bahwa vitiligo tidak bisa disembuhkan secara total. "Pada dasarnya hasil terapi Vitiligo ini bukanlah pengobatan. Namun, pengobatan bisa dikatakan berhasil jika melanin dapat berfungsi kembali sebagai pigmen kulit gelap, serta mampu melindungi kulit dari sinar UV matahari yang berbahaya," jelasnya di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Baca Juga: Dulu Dihina Mirip Sapi, Pria Vitiligo Ini Sekarang Jadi Model Terkenal
Terdapat beberapa metode terapi yang dianggap dapat mengatasi vitiligo. Misalnya terapi Topical Corticosteroid (TCS) dan Topical Calcineurin Inhibitor (TCI).
Pengobatan TCS diawali dengan uji coba selama 3 bulan, dilakukan sekali setiap hari agar menstabilkan dan meningkatkan repigmentasi. Namun demikian, terdapat efek samping yang timbul dari TCS yaitu atrofi pada kulit, stretch mark, dan munculnya teleangiektasis.
Sedangkan TCI merupakan pengembangan dari terapi TCS yang terdapat dalam 2 bentuk, yaitu salep (ointment) dan krim. Pada orang dewasa, TCI sedikit lebih efektif daripada TCS. Efek sampingnya lebih minim, namun yang paling sering muncul adalah skin burning. Selain itu, TCI juga bisa memunculkan efek kemerahan (erythema), gatal (pruritus), dan efek warna kulit lebih gelap (hiperpigmentasi) secara sementara.
"Selain dua terapi tersebut, ada beberapa alternatif terapi lainnya, yaitu terapi sinar PUVA dan UVB-NB, terapi kombinasi UVA dan UVB-NB, terapi kamuflase kulit, terapi depigmentasi, dan terapi sistemik lainnya," terang dr. Ronny Handoko, SpKK, dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Senior pada Klinik Pramudia dalam acara yang sama.
Dokter Ronny juga mengingatkan bahwa pengobatan vitiligo merupakan proses pengobatan jangka panjang dan lama pengobatan tidak bisa diprediksi.
"Secara psikologis, penderita sudah harus siap untuk menghadapi tantangan pengobatan dan quality of life (QOL). Tujuan pengobatannya sendiri adalah mencapai lesi yang sembuh atau stabil. Bagi lesi yang stabil, kemudian dapat dicari alternatifnya untuk menghilangkan atau menyamarkan. Untuk lesi yang sudah sangat luas, terapi depigmentasi adalah pilihan yang tepat sehingga penderita bisa menghentikan obat vitiligonya. Tidak dianjurkan untuk pengobatan alternatif non-medis. Penderita vitiligo juga disarankan berkumpul untuk bertukar pikiran dan saling menguatkan," tutup Dokter Ronny.
Baca Juga: Kim Kardashian Akan Gandeng Model Vitiligo untuk KKW Beauty