Orang yang Buta Huruf Lebih Berisiko Terkena Demensia di Kemudian Hari

Rabu, 20 November 2019 | 20:00 WIB
Orang yang Buta Huruf Lebih Berisiko Terkena Demensia di Kemudian Hari
Ilustrasi orang tua mengalami demensia (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang yang tidak pernah belajar membaca dan menulis alias buta huruf mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengalami demensia. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 983 orang dewasa berusia 65 tahun ke atas.

Dilansir dari New York Times, diketahui mereka memiliki masa sekolah empat tahun atau lebih sedikit dan 90% responden berasal dari Republik Dominika, di mana kesempatan untuk bersekolah terbatas.

Meski begitu, banyak di antara mereka yang melanjutkan belajar membaca di luar sekolah, tetapi sebanyak 237 tidak bisa membaca atau menulis.

Para peserta pun secara berkala mengikuti tes memori, bahasa dan penalaran dalam kurun waktu tiga setengah tahun.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Tes Mental Usia Dini Bisa Prediksi Risiko Demensia Masa Tua

Hasilnya, orang dewasa yang buta huruf 2,65 kali lebih mungkin mengalami demensia pada awal penelitian daripada mereka yang melek huruf. Kondisi ini diketahui mungkin dapat berkembang menjadi dua kali lipatnya pada akhir penelitian.

Ilustrasi (shutterstock)
Ilustrasi  nenek alami demensia (shutterstock)

Artinya, seiring berjalannya waktu seseorang yang buta huruf memiliki kemungkinan lebih besar dalam mengembangkan demensia.

Namun, orang yang buta huruf tidak menunjukkan tingkat penurunan keterampilan daripada mereka yang bisa membaca dan menulis.

"Paparan dan peluang sosial pada kehidupan awal memiliki dampak terhadap kehidupan selanjutnya," kata penulis senior, Jennifer J. Manly, seorang profesor neuropsikologi di Columbia.

Menurutnya, ini adalah hal yang perlu digarisbawahi.

Baca Juga: Masih 6 Tahun, Bocah Lelaki Ini Sudah Alami Demensia Akibat Penyakit Langka

"Kami ingin memperluas penelitian ini ke populasi lain. Hipotesis kami adalah ini relevan dan hasilnya akan sama di seluruh populasi orang dewasa yang buta huruf," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI