Manjujai, Budaya Minangkabau yang Ampuh Tangkal Stunting di Sumatera Barat

Rabu, 20 November 2019 | 07:35 WIB
Manjujai, Budaya Minangkabau yang Ampuh Tangkal Stunting di Sumatera Barat
Budaya Manjujai di Sumatera Barat terbukti bisa tekan angka stunting. Apa itu manjujai? (Suara.com/Risna Halidi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Manjujai, Senjata Lokal Melawan Epidemi Stunting

Isu stunting terus diputar bagai kaset lama. Pada perayaan Hari Kesehatan Nasional, Selasa, (12/11/2019), Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Terawan Agus Putranto mengatakan pemerintah berhasil menurunkan angka stunting sampai 10 persen selama lima tahun terakhir.

Jika dibandingkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dimana stunting mencapai angak 30.8 persen, maka angka stunting nasional telah turun menjadi 27.67 persen berdasarkan Prevalensi Data Stunting 2019 yang dirilis pertengahan Oktober 2019 lalu.

Meski turun, angka tersebut masih terbilang tinggi dan belum memenuhi angka ambang batas yang ditetapkan WHO sebesar 20 persen.

Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional: Stunting dan JKN Jadi Isu Prioritas

Di sisi lain, Helmizar mengaku penelitiannya bisa menjadi bukti bahwa kerusakan akibat stunting dapat diminimalisir melalui pemberian MPASI berbasis pangan lokal serta kebiasaan baik seperti manjujai.

Ia bercerita, saat dirinya memulai penelitian pada 2011 lalu, Kabupaten Tanah Datar memiliki prevalanesi stunting sampai 45 persen. "Waktu itu sedang tinggi-tingginya masalah stunting karena stunting itu kekurangan gizi kronis yang sudah lama. Walau harusnya intervensi ada sejak masa kehamilan," tambah Helmizar.

Dari total seluruh anak yang masuk dalam penelitiannya, Helmizar mencatat angka rerata kebutuhan nutrisi anak yang telah terpenuhi di awal penelitian baru mencapai 60 persen.

Liputan Khas Bundo Kanduang di Tanah Datar, Sumatera Barat. (Suara.com/Risna Halidi)
Liputan Khas Bundo Kanduang di Tanah Datar, Sumatera Barat. (Suara.com/Risna Halidi)

Jadi ia membutuhkan tenaga ekstra sampai 40 persen agar anak-anak tersebut dapat tumbuh kembang secara maksimal.

Ia sadar, pencegahan stunting harus dilakukan sedini mungkin bahkan ketika anak masih dalam kandungan. Tapi dengan intervensi di awal setelah kelahiran, ia berharap adanya perbaikan status gizi anak, yang pada akhirnya, memperbaiki kualitas hidup anak-anak tersebut.

Baca Juga: Cegah Stunting, Remaja Perlu Mendapat Edukasi Soal Gizi dan Nutrisi

"Tentu kita terus cari solusi bagaimana masalah stunting ini, anak-anak kita berikan pangan lokal dan orangtua diajarkan mengasuh anak dari manjujai," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI