Suara.com - Tertinggi di Asia, 31 Persen Remaja di Jakarta Kecanduan Internet
Kecanduan internet atau dikenal juga dengan istilah adiksi internet (AI), ditandai dengan penggunaan internet berlebihan karena tidak bisa mengendalikan diri dan menganggu aktivitas sehari-hari.
Mirisnya, perkembangan teknologi yang begitu cepat membuat banyak remaja mengalami kecanduan internet yang begitu parah. Sebagaimana hasil temuan Dr dr Kristiana Siste, Sp.KJ dalam disertasi gelar doktornya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang menemukan sebanyak 31,4 persen prevalensi remaja Jakarta yang alami kecanduan internet.
"Pada subjek penelitian didapatkan 202 subjek mengalami kecanduan internet, sehingga dapat disimpulkan bahwa prevalensi kecanduan internet pada remaja di Jakarta sebesar 31,4 persen. Hasil temuan ini lebih tinggi dari negara lain di Asia," ujar Siste dalam disertasinya dikutip Suara.com, Selasa (19/11/2019).
Baca Juga: Tanda dan Gejala Kecanduan Internet, Kamu Mengalaminya?
Angka ini ditemukan dengan menarik total sebanyak 643 subjek penelitian, yang analisisnya menggunakan aplikasi Kuesioner Diagnostik Adiksi Internet yang dibuat dan dirampungkan Siste selama 2 tahun lamanya dan sudah bisa diakses publik melalui Google Playstore.
Adapun judul disertasi Siste ialah 'Pengembangan Kuesioner Diagnostik Adiksi Internet Bagi Remaja: Studi Konektivitas Fungsional Otak Melalui FMRI Bold, Prebalensi, Penelusuran Faktor Risiko dan Proteksi'.
"Prevalensi kecanduan internet yang tinggi pada remaja dalam penelitian ini diperkirakan karena jaringan internet di Jakarta lebih baik dan meningkatnya tren penggunaan telepon pintar," jelas Siste.
Diakui peneliti yang kini resmi bergelar doktor itu, jika remaja memang populasi yang rentan terhadap kecanduan internet. Itu terjadi karena beberapa faktor seperti keinginan aktualisasi diri, teman sebaya jadi figur penting, pembentukkan identitas diri, beban akademis hingga rasa ingin tahu yang tinggi.
"31,4 Persen adiksi internet di Jakarta. Nggak ada angka nasional saat ini, karena dianggap Jakarta bisa mewakili Indonesia sebenarnya," ungkapnya.
Baca Juga: Murid Kecanduan Internet, Sekolah Ini Adakan Wisata Tanpa Ponsel
Adapun metode penelitian menggunakan simple random sampling atau metode acak jadi bisa dipastikan angka cukup akurat dan bisa mewakili Jakarta, dengan tingkat sensitivitas tinggi yakni 96 persen. Sedangkan subjek merupakan remaja dengan kisaran usia 10 sampai 20 tahun.