Suara.com - Emoji sering digunakan kaum milenial sebagai komunikator untuk mengekspresikan perasaan secara virtual.
Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Universitas Bangor, Wales, ditemukan bahwa lebih dari 72% orang dewasa muda dalam kelompok usia 18-25 tahun lebih suka menggunakan emoji untuk menyampaikan perasaan mereka.
Jika Anda menggali lebih dalam, emoji ternyata bukan hanya sebuah ikon emosi di ponsel, mereka juga dapat dilihat dalam segi psikologi yang bertanggung jawab atas perilaku Anda.
Dalam sebuah penelitian pada 2017 yang diterbitkan dalam Journal Trends on Cognitive Sciences, menunjukkan peningkatan penggunaan emoji menyiratkan kepuasan yang sama dengan yang dimiliki seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain.
Baca Juga: Kebiasaan Kirim Pesan Pakai Emoji Pengaruhi Kehidupan Seks, Ini Alasannya
Menurut analisis yang dipimpin oleh Linda Kaye, dosen senior bidang psikologi, emoji juga dapat mengungkapkan pendapat orang lain tentang suatu topik.
Dalam sebuah wawancara dengan rumah media terkemuka, Linda menetapkan mereka yang menggunakan emoji dianggap lebih mudah didekati dan berempati.
"Itu (emoji) mengungkapkan sesuatu tentang bagaimana kita cenderung berinteraksi dengan orang," katanya, seperti dikutip dari Times of India.
Di dunia nyata, penggunaan gerakan tangan dan ekspresi memainkan peran penting dalam cara kita berkomunikasi dengan seseorang.
Ini membantu mereka memahami makna kita sementara secara halus memberikan jendela ke dalam kepribadian kita, seperti seberapa empati atau mudahnya kita didekati, menurut Kaye.
Baca Juga: Mereka yang Gemar Kirim Emoji Lebih Sering Berhubungan Seks
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Dr. Alizah K. Lowell untuk Psychology Today, beberapa alasan umum penggunaan emoji adalah melunakkan nada kalimat, cara yang lebih nyaman untuk berkomunikasi.
Biasanya, orang menggunakan emoji sebagai pengganti kata-kata dan ketika seseorang perlu memperkenalkan sarkasme atau humor dalam kalimat.
Emoji juga secara dramatis dapat mengubah makna kalimat yang dimasukkan dan bagaimana seseorang harus meresponnya.
Satu temuan pada penelitian 2016 menyebutkan bahwa orang yang menggunakan emoji cenderung lebih ramah. Ini memiliki kebenaran serupa di antara orang-orang yang lebih sering menggunakan ekspresi wajah atau intonasi yang bervariasi ketika bertatap muka.