Suara.com - Jumlah kolesterol baik dan buruk dalam darah bayi saat lahir ternyata dapat memprediksi perkembangan psikologis mereka saat balita.
Dilansir dari Newsweek.com, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Psychological Science oleh peneliti Dr. Erika M. Manczak dari University of Denver dan Dr Ian Gotlib dari Standford University telah meneliti hubungan antara dua hal tersebut.
Mereka menganalisis 1.369 anak-anak Inggris yang masuk kelompok kelahiran Born in Bradford. Mereka melakukan penelitian dari hasil tes darah yang diambil saat bayi lahir.
Peneliti mengukur jumlah kolesterol dan trigliserida dalam darah. Mereka merujuk referensi tes darah ini dengan data yang diperoleh dari wawancara dengan guru ketika anak berusia 4-5 tahun.
Baca Juga: Ini Manfaat Menjaga Kesehatan Jantung Saat Hamil
Para guru diminta menilai perkembangan psikologis anak, meliputi kepercayaan diri, kontrol emosi dan hubungan interpersonal mereka.
Hasilnya, muncul korelasi antara jumlah kolesterol baik dan buruk dalam profil lipid anak-anak saat lahir serta perkembangan psikologis mereka selanjutnya.
Anak-anak yang menunjukkan tingkat kolesterol baik (HDL) yang tinggi dipercaya dapat menghilangkan lemak dari dinding arteri. Mereka juga lebih mungkin kompeten secara psikologis oleh guru mereka.
Sedangkan anak-anak yang memiliki tingkat kolesterol buruk (LDL) tinggi, lebih mungkin mengalami masalah dalam perkembangannya.
Hasil ini tidak dipengaruhi oleh latar belakang, ras dan etnis. Di sisi lain, peneliti mengakui bahwa temuan ini tidak konklusif.
Baca Juga: Pilot Kena Serangan Jantung, Batik Air Mendarat Darurat
Karena, masih butuh lebih banyak penelitian untuk memastikan bahwa kolesterol saat lahir memengaruhi kesehatan psikologis seseorang.
"Jika hal ini direplikasi dalam penelitian lain. Hal itu akan menunjukkan bahwa kadar kolesterol dalam darah bayi memainkan peran penting untuk mengidentifikasi masalah psikologi anak-anak nantinya. Bahkan membantu penyedia layanan kesehatan melakukan intervensi lebih awal," jelas Manczak.