Suara.com - Bisa Jadi Uang, Sampah Popok Jangan Dibuang Sembarangan Ya!
Limbah popok bayi kini masih jadi persoalan di masyarakat. Padahal popok kini seolah sudah jadi kebutuhan dasar masyarakat yang memiliki anak dan dipakai setiap hari. Alhasil sampah bertambah setiap hari.
Nah, daripada mencemari lingkungan perlu kerjasama pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Program ini berhasil digalakan salah satu merek popok, Merries, yang menggerakkan ibu-ibu PKK di Jakarta Barat untuk mengedukasi masyarakat.
Edukasi dijalankan agar para ibu-ibu mau membuang sampah ke tempat sampah dan tidak dibuang ke bantaran sungai. Para ibu PKK di 28 posyandu akan diberikan fasilitas seperti tempat sampah hingga dana operasional Rp 500 ribu saat menjalankan program.
Baca Juga: Bercak Merah di Popok Bayi, Normalkah?
Sistemnya, para ibu yang berhasil mengumpulkan sampah popok di tempat sampah, lalu di kumpulkan di satu lokasi dekat posyandu, yang nantinya akan diambil pihak penyelanggara Merries untuk diolah oleh perusahaan teknologi pengelola limbah, Go Limbah.
Tidak hanya sekadar dikumpulkan, sampah popok ini akan dihargai Rp 2500 per kilo, yang nantinya uang akan diberikan untuk kebutuhan dan kemajuan posyandu. Namun, pengelolaanya dibebaskan ibu-ibu PKK di posyandu tersebut.
"Sebagai tindak nyata utama, Merries mengumpulkan popok bayi bekas pakai di beberapa wilayah di Jakarta barat untuk dioleh kembali menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Popok bagi bekas pakai tersebut nantunya akan menjadi fiber dan oil," ungkap Susilowati, VP Marketing Kao Indonesia di Kantor Walikota Jakarta Barat, Jumat (15/11/2019).
Selain fiber dan oil, limbah popok ini juga bisa dibuat berupa batako hingga pot tanaman. Di satu sisi dengan program ini, permasalahan lingkungan dan sosial ini bisa teratasi.
Hingga akhirnya program ini mendapat dukungan pemerintah kota Jakarta Selatan.
Baca Juga: Sampah Popok Bayi Capai 2,4 Juta Per Hari, Khofifah: Ini Masalah Serius
"Secara ideal program inisiatif sosial yang berhubungan dengan isu kesehatab san kebersihan lingkungan, haruslah dari hulu ke hilir, mulai dari penyuluhan edukasi terpadu dan berkesinambungan kepada para ibu hingga ke teknologi untuk menanggulangi sampah tersebut," ujar Istri Walikota sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Jakarta Barat, Inad Luciawaty.