Perbaiki Trotoar, Pemprov DKI Ingin Warga Banyak Jalan Kaki Agar Sehat

Kamis, 14 November 2019 | 13:32 WIB
Perbaiki Trotoar, Pemprov DKI Ingin Warga Banyak Jalan Kaki Agar Sehat
Ilustrasi jalan kaki di trotoar. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perbaiki Trotoar, Pemprov DKI Ingin Warga Banyak Jalan Kaki Agar Sehat

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini sedang gencar-gencarnya memperbaiki fasilitas bagi pejalan kaki seperti trotoar hingga jembatan penyeberangan orang (JPO). Trotoar dan JPO dibuat menarik agar semakin banyak orang mau jalan kaki dan naik transportasi umum.

Di balik itu ternyata pemerintah punya niat mulia, untuk membuat masyarakat hidup lebih sehat. Salah satunya mengurangi angka prevalensi diabetes di kota besar yang semakin meningkat.

"Upaya pemerintah sendiri banyak yang mensupport aktivitas bergerak, trotoar diperbesar, jadi orang senang untuk jalan. Kalau kita lihat di sepanjang Jalan Sudirman kalau kita jalan di situ enak sekali, suasana jadi orang senang untuk jalan. MRT di bawah tanah jadi mau nggak mau turun naik tangga," ujar Dr. Dwi Octavia T. L., M.Epid, Kepala Bidang P2P Dinkes DKI Jakarta di Univertas Yarsi, di Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2019).

Baca Juga: Bukan Cuma Sehat, Jalan Kaki 15 Menit Juga Bisa Tingkatkan Ekonomi Dunia

Angka penderita diabetes juga termasuk mereka yang berisiko dengan perut buncit sebanyak 30 persen dari total penduduk Jakarta. Belum lagi angka perokok sebanyak 6 persen, sekaligus angka konsumsi sayur dan buah masih sangat rendah di Jakarta.

"Orang harus diingatkan kembali menu utamanya, makan sayur dan buah. Belum lagi stres, karena pekerjaan, perjalanan, untung sekarang makin banyak yang pemerintah sasar dengan pembangunan terotoar," jelasnya.

Menurut dr. Octavia jalan kaki memang sangat efektif menekan angka diabetes, mengingat jalan kaki juga salah satu jenis olahraga. Apalagi jika berhasil melakukannya selama 150 menit berjalan kaki dalam satu minggu.

Suasana lalu lintas dan warga yang tampak berjalan di trotoar yang baru selesai direnovasi di Jalan Gerbang Pemuda Senayan, Jakarta, Selasa (10/7/2018). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Suasana lalu lintas dan warga yang tampak berjalan di trotoar yang baru selesai direnovasi di Jalan Gerbang Pemuda Senayan, Jakarta, Selasa (10/7/2018). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

"Maka bisa mengurangi risiko diabetes dibarengi perilaku lain, jadi nggak bisa mengandalkan modalitas, perokok harus berhenti merokok, makan sayur dibiasakan, supaya saling sinergis untuk mengurangi risiko diabetes," paparnya.

dr. Octavia mengatakan kini usia penderita diabetes termuda berada di kisaran 30 tahun. Jika memandang umur yang bergitu muda, dr. Octavia juga mengartikan orang tersebut punya faktor risiko di umur yang jauh lebih muda.

Baca Juga: Rio Dewanto Selalu Biasakan Anaknya Jalan Kaki

"Dari data 2,5 juta yang sudah kita ketahui, faktor risikonya yang kegemukkan 30 persen, itu di Jakarta aja. Kalau angka nasional mungkin lebih rendah. Di Jakarta karena pola hidup lebih mudah, sehingga orang malas untuk bergerak," tutup dr. Octavia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI