"Kami menemukan bahwa alat penggolongan S5 - dengan atau tanpa tes HPV - bekerja dengan baik pada sampel urin dan vagina," kata Nedjai, yang menyampaikan temuannya baru-baru ini di Konferensi Kanker National Cancer Research Institute (NCRI) di Glasgow.
"Ini membedakan antara perempuan yang tidak berisiko tinggi pra-kanker dan mereka yang berisiko tinggi."
Pada pasien yang menderita HPV, tes urin S5 mengidentifikasi lebih baik perempuan yang menderita jenis HPV yang lebih berisiko tinggi, kata Nedjai. Sampel vagina juga bekerja dengan baik.
Sebagai tes mandiri pada pasien yang belum di tes HPV, pra-kanker diidentifikasi pada sekurangnya 85 persen kasus positif.
Baca Juga: Mahasiwi UI Temukan Manfaat Racun Ikan Lionfish untuk Obat Kanker Serviks
Menurut WHO, ada lebih dari 311.000 kematian akibat kanker serviks pada 2018, dan sekitar 90 persen di negara-negara yang kurang berkembang. Penelitian ini belum mendapat tinjauan dari sesama ilmuwan. [VOA Indonesia]