4 Mantan Menteri Kesehatan Diskusi di Hari Kesehatan Nasional, Bahas Apa?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 12 November 2019 | 17:56 WIB
4 Mantan Menteri Kesehatan Diskusi di Hari Kesehatan Nasional, Bahas Apa?
Achmad Sujudi, Nafsiah Mboi, Farid Moeloek, dan Nila Moeloek hadir di diskusi Comdev Lounge Iluni UI di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2019). (Suara.com/M. Reza)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 4 Mantan Menteri Kesehatan Diskusi di Hari Kesehatan Nasional, Bahas Apa?

Hari Kesehatan Nasional menjadi momen tepat untuk membahas persoalan kesehatan di Indonesia dari tahun ke tahun.

Hal ini yang menjadi alasan Community Development Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Comdev Iluni UI) untuk mengadakan diskusi bersama dengan empat mantan Menteri Kesehatan RI yang juga alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Prof Dr dr Farid Anfasa Moeloek, SpOG, dr Achmad Sujudi, dr Nafsiah Mboi, SpA-MPH, dan Prof Dr dr Nila Moeloek, SpM(K), hadir membahas permasalahan kesehatan di Indonesia. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Wujudkan Indonesia Unggul Lewat Generasi Sehat

Prof Farid Moeloek, Menteri Kesehatan RI periode 1998-1999 membahas seputara paradigma sehat yang masih belum diterapkan maksimal di Indonesia. Menurutnya, pembangunan kesehatan harus dimulai dari unit terkecil seperti keluarga dan komunitas.

"Paradigma sehat adalah menjaga kesehatan supaya tidak sakit. Cuma kita sekarang masih terjebak di paradigma sakit, makanya yang diminta itu membangun rumah sakit banyak-banyak," tutur Prof Farid, di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2019).

Kesehatan menurutnya harus meliputi seluruh aspek. Bukan hanya kesehatan perorangan, tapi juga kesehatan sosial dan lingkungan.

Hal ini yang juga menjadi pembahasan dr Achmad Sujudi, Menteri Kesehatan RI periode 1999-2004. Dikatakannya, kesehatan secara keseluruhan meliputi lingkungan, sosial, hingga spiritual.

Demi mencapai derajat kesehatan tersebut, diperlukan penguatan di bidang komunitas dan lingkungan. Di sini menurutnya, peran fasilitas kesehatan primer seperti Puskesmas menjadi penting.

Baca Juga: Hari Kesehatan Jiwa Dunia, 7 Cara Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja!

Achmad Sujudi, Nafsiah Mboi, Farid Moeloek, dan Nila Moeloek hadir di diskusi Comdev Lounge Iluni UI di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2019). (Suara.com/M. Reza)
Achmad Sujudi, Nafsiah Mboi, Farid Moeloek, dan Nila Moeloek hadir di diskusi Comdev Lounge Iluni UI di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2019). (Suara.com/M. Reza)

"Jadi fungsi utama Puskesmas itu adalah menjaga kesehatan warga di lingkungannya, preventif dan promotif, bukan pengobatan. Kalau butuh tindakan lanjut dan rujukan baru dirujuk ke rumah sakit," ujar Sujudi.

Di kesempatan yang sama, Nafsiah Mboi membahas tentang pentingnya program studi spesialis dokter layanan primer (DLP). Dokter layanan primer ini akan jadi tonggak terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat di lingkungan sekitar.

"Dokter begitu lulus inginnya langsung spesialis. Karena masih ada anggapan dokter umum di Puskesmas itu dokter kelas dua atau tiga. Padahal tidak begitu. Makanya dokter layanan primer kita jadikan program spesialis, karena perannya sangat krusial dalam promotif dan preventif," ungkap Nafsiah.

Terakhir, Prof Nila Moeloek Menteri Kesehatan periode 2014-2019 menunjukkan bukti bahwa pendekatan keluarga ampuh menekan angka kesakitan di Indonesia. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (Pis-PK) membuat Puskesmas mendatangi warga yang sakit dan butuh bantuan kesehatan.

"Ini beneran lho, karena masyarakat kita itu inginnya didatengin. Setelah didatengin, diberi penyuluhan, bisa menurunkan jumlah angka penyakit menular di daerahnya," tutur Nila.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI