Banyak informasi beredar yang menyebutkan bahwa vaksin flu justru akan membuat virus flu jadi kebal antibiotik. Padahal, ini adalah dua hal yang berbeda.
Antibiotik menyerang bakteri, yang akan berusaha mencari cara untuk bertahan hidup. Sedangkan virus, tidak dapat dibasmi oleh antibiotik.
McGeer menjelaskan bahwa mendapatkan vaksin flu ibarat "latihan untuk lari jarak pendek". Anda melatih sistem kekebalan untuk menghadapi virus flu jika ia sewaktu-waktu datang. Vaksin tidak menghasilkan evolusi pada bakteri atau virus. (Dan, sebagai catatan, vaksin flu juga tidak menyebabkan autisme.)
4. Penderita alergi telur tidak boleh mendapatkan vaksin flu.
Baca Juga: Peneliti Temukan Vaksin Baru untuk Cegah Kanker Payudara, Begini Hasilnya!
Untuk membuat vaksin flu, virus ditumbuhkan di dalam kultur yang mengandung telur ayam. Awalnya, para dokter khawatir bahwa jejak kecil protein telur mungkin diekstraksi bersama dengan virus, jadi mereka memperingatkan orang-orang yang alergi telur untuk tidak melakukan vaksinasi ini.
Tapi pada pertengahan tahun 2000-an, para peneliti mulai menguji vaksin flu pada orang yang alergi telur untuk melihat apakah itu aman. "Studi-studi itu dilakukan sekarang," kata McGeer. "Dan ternyata vaksin influenza sangat aman untuk orang yang alergi telur."
5. Vaksin flu justru akan membuat kita terkena flu.
Sama sekali tidak. Anda tidak akan terkena flu gara-gara disuntik vaksin flu. Virus ini dimatikan dan dimurnikan sebelum bagian-bagiannya digunakan sebagai vaksin. "Itu tidak bisa membuatmu sakit," jelas McGeer.
Namun, vaksin semprot memang mengandung virus hidup. Tapi strain virus dilemahkan dan beradaptasi dengan dingin. Ini berarti virus dapat bertahan hidup di sel-sel permukaan yang melapisi hidung (yang mendorong sistem kekebalan untuk menghasilkan antibodi pelindung), tetapi virus tersebut tidak bisa masuk ke sel yang lebih dalam atau paru-paru, yang akan membuat Anda sakit. (Aflaha Rizal)
Baca Juga: Wow, Penyanyi Gaek Ini Samakan Operasi Plastik dengan Vaksin Flu