Rasa sakitnya semakin memburuk, bahka ia tidak dapat duduk tenang tanpa terserang rasa sakit. Rasa sakit itu, kata Banta, berpadu antara sakit kepala, kelelahan, dan insomnia.
Hingga akhirnya saat musim gugur atau satu tahun kemudian, sang dokter mendiagnosisnya dengan fibromyalgia dan meresepkan obat cymbalta untuk mengobati rasa sakit serta kecemasannya.
Berminggu-minggu mengonsumsi obat tersebut Banta mulai merasa membaik. Rasa sakitnya mulai jarang dirasakan dan kecemasaannya mulai mudah dikontrol.
Namun bukan berarti kondisi ini membaik seluruhnya. Banta masih akan merasa nyeri sendi saat mengetik atau nyeri tajam secara tiba-tiba di lengannya yang makin lama makin menyebar ke seluruh tubuh.
Baca Juga: 3 Berita Kesehatan Menarik, Fakta Nyeri Perut Hingga Stroke
Saat malam, Banta tetap mengalami insomnia berat dan harus meredakannya dengan mengonsumsi obat yang dibelinya dengan harga tak murah.
"Namun, terlepas dari semua ini, ada kedamaian yang datang dengan mengetahui apa yang membuat tubuhku sakit," tandasnya.