Pakar : JIka di Sumut Ditemukan ASF, Virus Itu Tidak Menular ke Manusia

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Jum'at, 08 November 2019 | 11:23 WIB
Pakar : JIka di Sumut Ditemukan ASF, Virus Itu Tidak Menular ke Manusia
Bangkai babi yang dikeluarkan masyarakat di Sungai Bederah, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan (Courtesy: Camat Medan Marelan/VOAIndonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar : JIka di Sumut Ditemukan ASF, Virus Itu Tidak Menular ke Manusia

Ribuan hewan ternak babi di Sumut mendadak mati karena terjangkit virus hog cholera atau kolera babi. Meski demikian, penyebab kematian babi itu diduga bukan hanya karena kolera babi, tapi juga terindikasi disebabkan wabah oleh African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.

Virus kolera babi disebut telah menyebar ke 11 kabupaten dan kota di Sumatera Utara (Sumut). Data terakhir yang dilansir oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut menyebutkan hewan ternak babi yang mati mencapai 4.682 ekor. 

Diduga ribuan babi tersebut juga terserang African Swine Fever (ASF) atau virus demam babi Afrika. Kepala Balai Veteriner Medan, Agustia mengatakan saat ini telah dilakukan uji sampel terhadap babi yang mati.

Baca Juga: Ariana Grande Jadi Babi saat Halloween, Warganet: Gue yang Jaga Lilin!

Namun, mereka belum bisa memastikan apakah wabah ASF telah menyerang hewan ternak babi yang ada di Sumut.

Masyarakat Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara, khususnya di sekitar Sungai Bedera, digegerkan oleh penemuan ratusan bangkai babi. [Kabarmedan]
Masyarakat Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara, khususnya di sekitar Sungai Bedera, digegerkan oleh penemuan ratusan bangkai babi. [Kabarmedan]

"Kami melakukan kepada jenis-jenis penyakit tersebut, sampai saat ini yang kami temukan positif adalah hog cholera. Namun, ketika kami melakukan pengujian terhadap African Swine Fever ada indikasi. Namun, indikasi ini masih diperlukan konfirmasi uji yang masih panjang untuk menetapkan ya atau tidak," katanya di Medan, Kamis (7/11) seperti mengutip VOAIndonesia.

Menurutnya sampai saat ini belum ada vaksin dan antibiotik untuk menyembuhkan virus ASF yang menjangkiti hewan ternak babi. Namun, virus ini belum masuk ke Indonesia meski penyebaran wabah tersebut telah memasuki wilayah Asia Timur hingga Asia Selatan.

"Indonesia belum terpapar penyakit ini. Namun, hasil uji kami ada indikasi bahwa penyakit ini bereaksi terhadap uji yang kami lakukan. Kendati virus ASF sangat berbahaya untuk babi, namun daging atau produk olahan babi yang terinfeksi ASF masih bisa dikonsumsi karena penyakit ini tidak bersifat berpindah ke manusia. Dengan catatan memasak daging atau produk olahan berbahan dasar babi dengan suhu minimal 100 derajat celsius," lanjut Agustia.

Seperti diketahui seekor babi yang sehat dapat terinfeksi demam babi Afrika melalui rute penularan secara langsung dan tidak. Penularan langsung terjadi melalui kontak fisik antara babi terinfeksi dengan babi sehat.

Baca Juga: 1.985 Ekor Babi di Tujuh Kabupaten Provinsi Sumut Terjangkit Hog Cholera

Sementara penularan tidak langsung terjadi dengan cara menelan makanan atau sampah yang mengandung partikel virus ASF. Konsumsi sampah sisa makanan dikenal dengan istilah swill feeding. Sampah yang dihasilkan dari penerbangan pesawat udara dan kapal laut yang berlayar antar negara merupakan salah satu sumber infeksi virus ASF.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI