Cemas Terus-Menerus, Kenali Penyakit OCD yang Dialami Penyanyi Lauv

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Kamis, 07 November 2019 | 17:30 WIB
Cemas Terus-Menerus, Kenali Penyakit OCD yang Dialami Penyanyi Lauv
Penyanyi Lauv. (Instagram/@lauvsongs)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyanyi Lauv baru saja berbagi tentang perjuangannya melawan depresi dan Obsessive Compulsive Disorder (OCD).

Seperti dilansir dari People, ia awalnya sangat gugup untuk membuka tentang hal tersebut, khususnya sebelum didiagnosis dengan OCD.

"Ini sebagian besar disebabkan oleh suara di kepala saya yang terus-menerus memberi tahu saya bahwa pengalaman saya tidak valid," ungkapnya.

Pelantun I Like Me Better ini mengaku dapat menghabiskan satu bulan penuh di tempat tidur. Di mana ia terperangkap oleh pikiran-pikiran negatif yang obsesif.

Baca Juga: Kenali Premenstrual Dysphoric Disorder, Gangguan yang Lebih Parah dari PMS

"Kecemasan saya berada pada titik tertinggi sepanjang masa, terus-menerus membuat saya merasa seolah hidup berada di ambang kehancuran," terangnya.

Untungnya, Lauv memilih terbuka akan kondisinya ini pada keluarga dan teman terdekat. Saudara perempuannya pun menyarankan agar ia segera mencari pengobatan dan bertemu psikiater.

Penyanyi Lauv. (Instagram/@lauvsongs)
Penyanyi Lauv. (Instagram/@lauvsongs)

Kini, keadaan pria berusia 25 tahun ini jauh membaik.

Melansir dari Hello Sehat, OCD merupakan kelainan psikologis yang memengaruhi pikiran dan perilaku penderitanya.

Saat seseorang mengidap penyakit OCD, pikiran dan rasa takut yang tidak diinginkan akan muncul secara terus menerus.

Baca Juga: WHO Tetapkan Gaming Disorder Sebagai Penyakit, Korea Selatan Menentang

Hal tersebut akan menyebabkan penderita terobsesi pada sesuatu dan melakukan tindakan tertentu secara berulang-ulang sebagai respon terhadap ketakutannya.

Sebenarnya, orang yang memiliki penyakit OCD seringkali tidak ingin bertingkah laku seperti itu, namun ia cenderung tidak dapat mengendalikannya.

Perilaku obesif dan kompulsif ini biasanya akan mendominasi aktivitas mereka sehari-sehari. Akibatnya, penderita menjadi sulit untuk produktif dalam bekerja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI