Pasien dengan hipoksia kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau asma, secara konsisten menunjukkan tingkat bunuh diri yang lebih tinggi.
Tingkat depresi yang lebih tinggi juga ditemukan pada mereka dengan kondisi hipoksia kronis seperti gangguan paru obstruktif kronik (COPD), penyakit jantung koroner dan stroke. Risiko depresi ini dua kali lebih tinggi pada penderita hipoksia daripada pasien diabetes tanpa hipoksia.
Artinya, pengamatan ini menunjukkan bahwa hipoksia memiliki hubungan dengan tingkat depresi dan keinginan bunuh diri pada penderitanya. Tetapi, hal ini tergantung pada lingkungan tempat tinggal serta keparahan hipoksianya.
Melansir dari Hello Sehat, hipoksia PPOK juga bisa menyebabkan komplikasi yang salah satunya depresi dan gangguan mood, terutama jika tidak diobati.
Baca Juga: 3 Berita Pilihan: Nora Alexandra Marah, Sidang Nunung Ditunda
Komplikasi lain akibat hipoksia PPOK, yakni tekanan darah tinggi, hipertensi paru, gagal jantung, gagal pernapasan, polistemia sekunder.