Suara.com - Mitos dan informasi yang salah tentang vagina dan vulva hingga kini masih banyak didengar di kalangan masyarakat.
Melalui bukunya The Vagina Bible, ginekolog Jen Gunter mencoba menghilangkan prasangka tentang mitos yang berhubungan dengan vagina.
Berikut beberapa mitos tentang vagina dan vulva yang ingin Gunter luruskan, melansir Insider.
1. Mitos: 'Mengonsumsi makanan tertentu membuat vagina berbau wangi'
Baca Juga: Duh, Wanita Ini Operasi Plastik demi Dapatkan Vagina Barbie
Dalam bukunya The Vagina Bible, Gunter menjelaskan bakteri sehat dalam vagina seseorang, selain lendir serviksnya, bertanggung jawab atas bau di area kewanitaan.
Semua ini tidak ada hubungannya dengan makanan sama sekali. Makanan tidak dapat membunuh, mengubah atau membuat bakteri berkembang biak dengan cara apapun.
Selain itu, belum ada penelitian yang menunjukkan jenis makanan berdampak pada bau vagina.
Jika vagina berbau tidak normal, kemungkinan disebabkan oleh infeksi yang memerlukan konsultasi dengan dokter.
2. Mitos: 'Persalinan dini dapat terjadi apabila melakukan penetrasi saat berhubungan intim'
Baca Juga: Aliran Menstruasi Selalu Deras, Ternyata Wanita ini Punya 2 Vagina!
Beberapa wanita hamil mungkin takut melakukan hubungan intim penetrasi karena khawatir hal itu dapat menyebabkan persalinan dini.
Padahal, menurut Gunter, berhubungan intim selama kehamilan itu benar-benar aman dan tidak akan menyebabkan persalinan dini. Hal itu kecuali Anda memiliki masalah serviks yang dapat meningkatkan kehammilan berisiko.
3. Mitos: 'Menggunakan produk khusus untuk membersihkan vagina'
Sekarang ini banyak produk yang mengklaim dapat membuat vagina Anda berbau segar dan bersih.
Pada kenyataannya, produk ini tidak baik untuk vagina dan vulva. Dokter kandungan termasuk Gunter bahkan telah memperingatkan untuk tidak menggunakannya.
Seringkali, produk ini mengandung aroma tambahan yang menurut dokter kandungan Dr. Donnica Moore bermasalah. Wewangian berpotensi mengiritasi vagina dan menyebabkan peradangan, gatal, dan nyeri.
Selain itu, Moore berpendapat jika seseorang sudah memiliki infeksi ragi atau infeksi vagina akibat bakteri dan mencoba membilas daerah tersebut dengan produk pembersih area kewanitaan, sebenarnya malah dapat mendorong bakteri lebih jauh ke dalam leher rahim dan memperburuk infeksi.