Suara.com - Seorang guru bahasa Inggris di sebuah sekolah swasta di China dituduh telah membeli surat keterangan diagnosis tuberkulosis (TB) palsu secara daring demi memperpanjang liburannya.
Guru yang diidentifikasi dengan nama Du, dilaporkan membayar sekitar US$ 67 atau Rp 900 ribu untuk hasil CT scan dada palsu dan surat diagnosis dari dokter.
Dua hal tersebut kemudian dijadikan senjata oleh Du untuk mendapatkan cuti medis yang lebih panjang di sekolah tempat ia mengajar.
Bodohnya, Du tidak mempertimbangkan keputusannya. Ia tidak sadar bahwa TB merupakan penyakit sangat menular dan mengancam jiwa. Sampai-sampai pihak sekolah memutuskan untuk membayar pemeriksaan kesehatan semua siswa dan guru mengenai kemungkinan mereka terkena TB juga.
Baca Juga: Virus Tuberkulosis Ancam Ribuan Jiwa Setiap Hari
Dalam pemeriksaan massal diketahui dua siswa menderita TB. Terkejut akan fakta tersebut, Du kembali membeli surat diagnosis secara daring yang menyatakan bahwa dirinya sudah sehat.
Banyak orangtua murid lalu merasa tidak percaya. Apalagi pasien TB membutuhkan waktu setidaknya enam bulan mengonsumsi antibiotik guna membunuh bakteri TB dalam tubuh.
Pihak sekolah memaksa Du untuk melakukan tes ketiga di rumah sakit di daerah Hohhot. Hasil tes lalu menunjukkan bahwa Du tidak pernah menderita TB, yang biasanya meninggalkan bekas fisik di paru-paru.
Terperangkap dengan kebohongannya, Du akhirnya mengaku bahwa ia telah menipu banyak orang demi mendapatkan liburan panjang.
Dilansir dari Oddity Central, guru bahasa Inggris itu mengakui bahwa dia tidak tahu seberapa serius penyakit TB ketika membeli diagnosis palsu di internet. Tidak jelas apakah ia diizinkan untuk mempertahankan pekerjaannya, terutama setelah ceritanya beredar di media sosial China.
Baca Juga: Pengobatan Pengidap Tuberkulosis Harus Dilakukan Sampai Tuntas