Suara.com - Kandungan dalam Jamur Bisa Mengobati Depresi, Efektifkah?
Saat ini, tingkat depresi semakin meningkat. Kondisi ini diperkirakan mempengaruhi 10-15 persen populasi orang dewasa di dunia. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia memperingkatkan depresi sebagai kontributor tertinggi keempat untuk beban penyakit global.
Kondisi depresi menjadi lebih buruk, saat 30 persen orang yang menderita depresi berat, diklasifikasikan sebagai "resisten terhadap pengobatan," yang berarti mereka memiliki respons yang buruk terhadap berbagai jenis obat antidepresan yang saat ini tersedia dilansir Psychologytoday.
Hal ini mendorong banyak ilmuwan mencari berbagai perawatan untuk penderita depresi. Salah satu pengobatan yang disebut bisa menjadi harapan dalam penelitian terbaru adalah psilocybin, senyawa kimia aktif dalam jamur halusinogen. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Acta Psychiatrica Scandinavica menambah kredibilitas klaim.
Baca Juga: Alternatif Bahan Kulit, MyCotech Ciptakan Material dari Jamur
Dalam studi tersebut, para peneliti di Inggris merekrut 20 pasien yang menderita depresi yang resisten terhadap pengobatan. Pasien pertama kali diminta untuk menyelesaikan screener depresi dan tes kepribadian yang mengukur sifat kepribadian Big-5 (neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness).
Kemudian, selama minggu-minggu berikutnya, peserta diberi dua dosis psilocybin (masing-masing 10 mg dan 25 mg). Akhirnya, setelah beberapa minggu lagi, pasien mengisi screener depresi dan tes kepribadian yang sama yang mereka lakukan pada tahap awal.
Tujuannya adalah untuk melihat apakah perawatan psilocybin dapat mengurangi gejala depresi dan bagaimana mengubah kepribadian. Memang, mereka menemukan perbaikan yang menjanjikan pada kedua hal. Depresi, yang diukur dengan Inventarisasi Cepat Gejala Depresif 16-item, menunjukkan pengurangan terarah dari pengukuran awal hingga tindak lanjut.
Selain itu, pengobatan psilocybin tampaknya memiliki efek yang nyata pada kepribadian. Neurotisme menurun secara signifikan dari awal ke tindak lanjut, sementara ekstraversi, kesadaran, dan keterbukaan meningkat secara signifikan.
Hal menarik tentang hasil ini adalah bahwa efek antidepresan yang dihasilkan oleh psilocybin tampaknya berfungsi dengan cara yang sama sekali berbeda dari antidepresan utama, seperti SSRI dan MAOI.
Baca Juga: Studi Ungkap Konsumsi Jamur Kurangi Risiko Kanker Prostat, Simak Aturannya!
Sementara perawatan umum telah terbukti meningkatkan dimensi kepribadian neurotisme dan kesadaran, peningkatan dan keterbukaan menjadi eksklusif untuk perawatan psilocybin.
Sementara cara yang tepat di mana psilocybin bekerja untuk mengurangi gejala depresi dan mengubah kepribadian masih belum diketahui, para peneliti berspekulasi konstruksi "wawasan" mungkin berperan.