Suara.com - Hingga kini stunting masih menjadi masalah nasional dan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk mengentaskannya.
Menurut Wakil Presiden Ma'ruf Amin, masyarakat seharusnya diberi edukasi mengenai stunting agar mereka memahaminya sehingga dapat melakukan pencegahan sejak dini.
"Yang pertama tentu pemahaman masyarakat terhadap masalah stunting. Kemudian budaya masyarakat itu. Ini yang nanti kita akan lakukan, selain mereka paham. Makanya kita ingin mereka paham sebelum menikah. Dari mulai pra-nikah sudah tahu. Kemudian mengubah kebiasaan yabg bisa menimbulkan terjadinya stunting itu," tutur Ma'ruf di Istana Wakil Presiden, Jumat (1/11/2019).
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Baca Juga: Pemerintah Beberkan Tantangan Utama Pengentasan Stunting, Apa Saja?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak-anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan sesuai usia mereka lebih dari dua kali standar deviasi median Standar Pertumbuhan Anak WHO.
Berdasarkan Annals Globlal Health, stunting menjadi bentuk kekurangan gizi yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan linear dalam 2 tahun pertama kehidupan, semenjak anak masih di dalam kandungan hingga berusia 2 tahun.
Kondisi ini memengaruhi seperempat anak-anak secara global.
Selain asupan gizi pada anak, secara umum lingkungan juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya stunting.
- Air, sanitasi, dan kebersihan
Baca Juga: Bebas Stunting, Pempdaprov Jabar Gencar Promosikan Ojeg Makanan Balita
Berdasarkan dua penelitian menemukan, ketika presentase rumah ke akses sanitasi meningkat, tingkat stunting di daerah penelitian (dalam hal ini Afrika Sub-Sahara) menurun.