Suara.com - Rebecca Churan dari Ontario, Kanada memperhatikan bahwa bentuk wajahnya terus berubah, terutama di bagian hidung dan dagu. Tak hanya itu, kakinya pun ikut tumbuh meski ia sudah berada di usia dewasa.
Dia yakin dagu dan hidungnya tumbuh, terutama setelah melihat kembali foto-foto lama dirinya dan menyadari bahwa wajahnya terlihat lebih kecil.
Dilansir dari Mirror, selama bertahun-tahun ia mencari jawabannya dengan mengunjungi lebih dari 10 dokter. Dokter pun mendiagnosis Rebecca dengan diabetes dan Polycystic Ovary Syndrome (PCOS).
Sayangnya, diagnosis tersebut salah besar. Lewat sebuah tes darah sederhana, ia akhirnya menemukan kebenaran.
Baca Juga: Viral Cerita Penderita Tumor Payudara, Benarkah Mi Instan Jadi Pemicu?
Pada akhir Maret 2019, salah satu dokter akhirnya menyarankan Rebecca untuk tes darah IGF-1 yang mengukur jumlah faktor pertumbuhan mirip insulin dalam tubuh.
Kisaran normal untuk hormon pertumbuhan adalah antara 97 dan 297. Namun Rebecca berada pada level 1015, level yang sangat tinggi bahkan untuk seorang remaja dengan gigantisme.
Tes darah tersebut menunjukkan bahwa Rebecca memiliki kasus tumor langka, yakni tumor hipofisis yang melepaskan hormon pertumbuhan.
"Orang-orang tidak menyadari tumor hipofisis, yang gila bagi saya karena kelenjar hipofisis adalah pengontrol utama semua kelenjar dan sistem endokrin Anda," ungkap wanita berusia 29 tahun.
"Tumor ini menyebabkan kelelahan yang luar biasa, kegelisahan saya, kenaikan berat badan, pertumbuhan tangan, kaki, hidung dan dagu saya. Saya menderita tumor ini selama lebih dari 15 tahun," lanjutnya.
Baca Juga: Viral Cerita Penderita Tumor Payudara, Mengaku Sering Makan Mi Instan
Akhirnya, Rebecca menjalani operasi pengangkatan tumor sebulan setelah didiagnosis tumor hipofisis. Dokter mengambil tumor tersebut lewat rongga hidung Rebecca.