Suara.com - Pendidikan seksualitas dan kesehatan reproduksi pada remaja sudah seharusnya menjadi perhatian. Apalagi di era digital sekarang ini yang bisa memberikan banyak pengaruh pada remaja.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Bali pun telah melakukan penelitian terkait hal tersebut terhadap 5.000 siswa dari 5 SMP di Kota Denpasar. Penelitian ini juga fokus terhadap kesehatan mental, kedekatan anak dan orangtua, gender hingga bullying.
PKBI Bali lantas menyoroti persoalan seksualitas dan kesehatan reproduksi kaitannya dengan penggunaan media sosial dan gaya pacara remaja zaman now.
Hasilnya, sebanyak 9 dari 10 remaja sudah mengakses media sosial dan 16,3 persen dari mereka menggunakannya untuk mengakses pornografi.
Baca Juga: Baru Kenalan di Facebook, VCS Ibu Rumah Tangga Ini Diviralkan di Medsos
Perlu diketahui televisi dan media sosial diakses oleh lebih dari 94 persen remaja laki-laki maupun perempuan dengan durasi akses paling banyak kurang dari 2 jam per hari.
Khususnya remaja laki-laki ditemukan lebih banyak mengakses media sosial dibandingkan perempuan. Lalu akses remaja laki-laki untuk konten pornografi pun mencapai 7 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Hal ini menunjukkan bahwa remaja sudah memilih rasa penasaran mengenai seksualitas dan reproduksi. Lalu mereka sangat mudah mendapatkannya melalui media sosial, internet maupun grup chatting.
Apalagi mereka mengaksesnya tanpa sepengetahuan orangtuanya. Padahal hal ini juga akan memengaruhi perilakunya, terutama dalam interaksi lawan jenis maupun berpacaran.
Hasil penelitian PKBI Bali pun menemukan sebanyak 7,3 persen remaja pria memiliki teman yang sudah berhubungan seksual vaginal dengan pacarnya.
Baca Juga: Waduh, Polusi Udara Pengaruhi Hormon dan Sistem Reproduksi Wanita
Bagi mereka yang melakukan hubungan seksual berisiko mengaku hal itu sebagai bentuk cinta, kemudian diikuti rasa penasaran dan kewajiban atas pasangannnya.