Stroke Lebih Berisiko Terjadi pada Wanita, Terutama dengan Kondisi Ini

Rabu, 30 Oktober 2019 | 08:00 WIB
Stroke Lebih Berisiko Terjadi pada Wanita, Terutama dengan Kondisi Ini
Ilustrasi stroke. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stroke menjadi penyebab kematian kedua serta penyebab kecacatan ketiga di dunia. Sedangkan di Indonesia, stroke masih menduduki peringkat pertama penyebab kematian.

Stroke adalah serangan otak, layaknya serangan jantung. Karena sejumlah penyebab yang berbeda, arteri yang menuju otak tersumbat dan otak tidak mendapatkan darah yang dibutuhkan.

Sayangnya, meskipun kondisi ini umum terjadi, banyak orang yang belum sadar akan pencegahan dan penanganannya.

Berbeda dengan pria, ternyata stroke bukanlah 'teman' wanita. Berdasarkan Stroke.org, kondisi ini membunuh lebih banyak wanita daripada pria.

Baca Juga: Sering Bermain Ponsel di Tempat Gelap, Pria Ini Alami Stroke Mata!

Begitu pula dengan pengidapnya, wanita lebih banyak menderita stroke daripada pria. Bahkan, satu dari lima wanita mengalami stroke.

Penyakit stroke (Shutterstock)
Penyakit stroke (Shutterstock)

Risiko stroke yang lebih tinggi pada wanita kemungkinan juga disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain:

Kehamilan

Risiko stroke pada wanita hamil adalah 21 per 100.000, dengan risiko tertinggi selama trimester ketiga dan post-partum.

Wanita hamil yang memiliki hipertensi harus dirawat dnegan obat-obatan dan dipantau secara ketat.

Baca Juga: Penanganan Heat Stroke, Kondisi yang Disebabkan Cuaca Panas

Preeklampsia

Ini adalah tekanan darah tinggi yang berkembang selama kehamilan. Preeklamsia menggandakan risiko stroke di kemudian hari.

Jika Anda memiliki riwayat hipertensi, bicarakan dengan dokter tentang penggunaan aspirin dosis rendah mulai pada trimester kedua.

Pil KB

Pil KB telah menjadi jauh lebih aman dari waktu ke waktu. Namun, wanita yang sudah berisiko terkena stroke harus mengambil tindakan pencegahan ekstra.

Lakukan pemeriksaan tekanan darah tinggi sebelum pil diresepkan. Selain itu, tidak pernah merokok saat minum kontrasepsi oral.

Terapi pergantian hormon

Jenis terapi ini seharusnya tidak boleh digunakan untuk mencegah stroke pada wanita pasca-menopause.

LAA Occluder Implant untuk atasi darah kental pasien stroke (Shutterstock)
ilustrasi CT Scan otak pasien stroke (Shutterstock)

Migrain dengan aura

Migrain dengan aura dikaitkan dengan stroke iskemik pada wanita yang lebih muda, terutama jika mereka merokok atau menggunakan kontrasepsi oral.

Fibrilasi atrium

Ini meningkatkan risiko stroke di antara wanita berusia 75 tahun ke atas hingga 20%.

Nah, karena risiko stroke yang tinggi pada wanita, penting untuk menjaga diri sendiri. Beristirahat banyak, konsumsi makanan yang tepat dan aktif secara fisik. Satu lagi, jangan merokok!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI