Sebelum Bayi Tabung, 3 Langkah yang Bisa Menolong Pasangan Punya Anak

Selasa, 29 Oktober 2019 | 13:00 WIB
Sebelum Bayi Tabung, 3 Langkah yang Bisa Menolong Pasangan Punya Anak
Ilustrasi pasangan suami istri konsultasi ke dokter. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebelum Bayi Tabung, 3 Langkah yang Bisa Menolong Pasangan Punya Anak

Sudah menikah bertahun-tahun tetepi belum dikaruniai keturunan memang menjadi problem tersendiri bagi pasangan suami-istri. Belakangan, program bayi tabung alias in fitro vertilization (IVF) kerap dipilih sebagai alternatif bagi suami-istri yang ingin memiliki anak.

Yaitu dengan cara, menggabungkan telur dan sperma di luar tubuh. Kemudian, sel telur yang sudah dibuahi dan sudah dalam fase siap akan dipindahkan ke dalam rahim perempuan.

Akan tetapi, IVF bukan satu-satunya langkah pilihan ketika suami istri belum memiliki anak. Ada langkah sebelumnya yang bisa dilakukan untuk memiliki anak sebelum memutuskan mengambil jalan bayi tabung.

Baca Juga: Tambah Berat Badan, Istri Glenn Fredly Rupanya Sedang Hamil

Dikatakan oleh dr. David Mayndra Utama, Sp.OG., ada tiga cara yang dapat dilakukan secara alami oleh suami-istri untuk memiliki anak. Dibantu oleh tim dokter, suami-istri akan dianalisa kesehatan reproduksinya, diedukasi, dan distimulasi agar terjadi pembuahan.

Ditemui Suara.com di klikik fertilitas Bocah Indonesia, RS Awal Bros Tangerang, dokter David memaparkan 3 langkah yang dapat membantu suami-istri punya anak, sebelum memilih bayi tabung.

Konseling

Ilustrasi pasangan menjalani pemeriksaan kesehatan ke dokter. (Shutterstock)
Ilustrasi pasangan menjalani pemeriksaan kesehatan ke dokter. (Shutterstock)

Konseling suami- istri bertujuan untuk menganalisa kondisi pasien. Di antaranya seputar sudah berapa lama menikah, apakah ada gangguan siklus menstruasi dan pendaran lain di luar itu. Terkadang masalah kesuburan bukan terjadi ketika kehamilan pertama, bisa jadi bermasalah pada anak kedua, ketiga dan seterusnya.

Dalam tahap konseling, kondisi suami dan istri akan dianalisa, secreening pada wanita adalah dengan USG (Ultrasonografi). Di USG akan diamati seluruh saluran reproduksi. Apabila di dalam organ reproduksi tidak ada masalah, bisa jadi di luar masalah. Misalnya ada sumbatan. Kalau terdapat sumbatan maka bisa atasi dengan melakukan saline function sonografi atau bisa juga di radiologi dengan melakukan HSG, yaitu menyemprotkan cairan di dinding-dinding rahim untuk memastikan tidak ada lagi sumbatan.

Baca Juga: Siasati Biaya Bagasi, Wanita Ini Bagikan Tips Pura-pura Hamil

Sementara pada pria, sudah pasti yang diamati adalah sperma. Tapi bukan saja soal kualitas. Bisa saja kualitas sperma nomor satu, tapi jauh dari itu kualitas seksual juga perlu diamati. Misalnya tentang kemampuan ereksi dan ejakulasi dini. Jadi meski spermanya bagus, faktor-faktor itu juga harus diperhatikan. Termasuk bila ada kelainan fisiologis, sperti ganguan berupa sumbatan yang mengakibatkan produksi pengeluaran spermanya tidak maksimal. Sedangjan untuk ukuran secara riset tidak begitu memengaruhi, terpenting jumlah dan kualitas sperma yang dikeluarkan berkualitas.

Hubungan seksual tertuntun

ilustrasi berhubungan seks. (istimewa)
ilustrasi berhubungan seks. (istimewa)

Setelah mengamati kondisi pasien dan hasilnya semua baik, maka masuklah ke langkah selanjutnya. Jadi pasien diedukasi tentang hubungan seksual tertuntun. Hal itu meliputi stimulasi, mengetahui masa subur dengan menggunakan test pack untuk melihat masa subur agar pasien dapat melakukan hubungan pada saat masa subur terbaik.

Ada pun hal-hal seputar hubungan seksual tertuntun meliputi, durasi dan waktu yang tepat. Durasi, terlalu sering tidak bagus, terlalu jarang juga tidak bagus. Idealnya, 2-3 hari sekali. Terlalu lama lebih dari 6 hari kualitas sperma sudah turun. Sedangkan kalau terlalu cepat, kualitas sperma belum jadi.

Hubungan seksual tertuntun dengan stimulasi ovarium. Bisa menstimulasi sel telur yang diproduksi lebih dari satu untuk dimatangkan. Kemudian ada pilihan apakah perlu memimpin selama proses terjadi ovulasi dirasangsang atau tidak, kemudian pasien diajarkan berhubungan seksual teratur. Ketika itu bisa juga distimulasi dengan endomitrium untuk mengecek adanya kehamilan atau tidak dan mengamati dinding rahim untuk menenam benih.

Intrauterine Insemination (IUI)

Inseminasi Dalam Rahim. IUI adalah perawatan kesuburan yang membantu pembuahan dengan menempatkan sperma di dalam rahim. IUI meningkatkan jumlah sperma yang mencapai tuba falopi sehingga meningkatkan kemungkinan pembuahan dan kehamilan.

Prosedur Spesialis fertilitas akan memberikan hormon stimulasi dosis rendah untuk meningkatkan pematangan folikel. Ketika folikel Anda siap untuk berovulasi, cairan mani dicuci dan dipersiapkan (di laboratorium andrologi) untuk ditransfer ke dalam rahim.

Melakukan stimulasi terhadap ibu. Kapan saatnya merangsang sel telur yangmatang dan keluar dan kapan masa subur, untuk mengetahui kapan melakukan penyuntikan sel sprema terbaik untuk disatukan dengan sel telur.

"Dengan melakukan tiga langkah itu, dapat membantu pembuahan pada pasien secara alami. Bila belum berhasil barulah ke tahap bayi tabung. Kalau di luar negeri ada langkah selanjutnya itu meminjam rahim ibu, donor embrio, hingga donor sperma," ucap dokter David.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI