Analisis Gaya Kepemimpinan Mendikbud Nadiem Makarim Lewat Tanda Tangannya

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 30 Oktober 2019 | 05:45 WIB
Analisis Gaya Kepemimpinan Mendikbud Nadiem Makarim Lewat Tanda Tangannya
Mendikbud Nadiem Makarim saat acara Lepas Sambut di Kemendikbud, Jakarta, Rabu (23/10). [Suara.com/Arya Manggala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Karakter dan Gaya Kepemimpinan Nadiem Makarim

Mengacu pada teori Simbolisme oleh Max Pulver, Professor Curt A. Honroth (penemu Emotional Graphology, penulis Psychological Reactions in the Scriptural Gesture) dan Professor Ángel Zarza, dari Neuropsychiatric Institute of the Federal Capital of Argentina, kata Deborah, tanda tangan Nadiem Makarim memenuhi hampir 9 kuadran yang ada dan hanya terdapat 1 area kosong yaitu, kuadran 9 yang mewakili unsur out of control atau lepas kendali.

"Analisa grafis tanda tangan ini menunjukkan bahwa kecil kemungkinan seorang Nadiem mengambil sebuah tindakan atau keputusan yang bisa mengakibatkan kekacauan, karena situasi yang lepas kendali," jelas Deborah Dewi yang merupakan Grafolog Indonesia dengan Standar Kompentensi Tenaga Kerja (Standard Competence EC-0293 apostille by The Hague Convention).

Tanda tangan Nadeim Makarim yang kini menjabat sebagai Mendikbud. (https://tatangsuhadi.wordpress.com)
Tanda tangan Nadiem Makarim yang kini menjabat sebagai Mendikbud. (https://tatangsuhadi.wordpress.com)

Hal yang juga sangat menarik, lanjut dia, meskipun area keberanian dalam mengambil risiko (kuadran 6) terisi, namun unsur ikatan keraguan yang dipengaruhi oleh faktor emosional (kuadran 4) juga sama-sama terisi. Dualisme ini, kata Deborah bisa mengakibatkan kompleksitas dalam proses pengambilan keputusannya.

Baca Juga: Diragukan Jabat Mendikbud, Nadiem Makarim: Biar Waktu yang Menjawab

Namun terisinya kuadran 1, 2, 3 dalam tubuh tanda tangan Nadiem Makarim yang mewakili dominasi area intelektual, kata Deborah, mampu menyelamatkan potensi dualism tersebut. " Sehingga ujung tombak proses pembuatan keputusan Nakhoda Kemendikbud RI ini akan tetap mengacu pada filter intelektual, bukan emosional," terangnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI